TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya penggunaan aplikasi transportasi online Go-Jek berdampak positif pada pertumbuhan perekonomian Indonesia. Menurut penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), Go-Jek berkontribusi hingga Rp 9,9 triliun per tahun terhadap perekonomian Indonesia.
Penelitian dilakukan pada Oktober-Desember 2017 dengan sampel 3.315 pengemudi roda dua, 3.465 konsumen, dan 806 mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang tergabung dalam fitur Go-Food. Para responden tersebut tersebar di sembilan wilayah, yakni Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.
Baca: 7 Bank Ini Bakal Pungut Biaya Top Up Go-Pay
Penelitian yang bekerja sama dengan Go-Jek Indonesia ini memiliki margin of error di bawah 5 persen. Meski begitu, penelitian ini hanya mencakup layanan transportasi Go-Ride dan Go-Food.
Manajer penelitian, Paksi Walandouw, menyebutkan Go-Jek berkontribusi terhadap perekonomian melalui penghasilan mitra pengemudi dan mitra UMKM. Go-Jek menyumbang Rp 8,2 triliun per tahun atau Rp 682,6 miliar sejak mitra pengemudi bergabung.
Sedangkan penghasilan mitra UMKM yang tergabung dalam Go-Jek berkontribusi hingga 1,7 triliun per tahun atau 138,6 miliar per bulan. “Jumlah hasil kontribusi itu didapat dengan menanyakan berapa jumlah penghasilan sebelum dan sesudah bergabung dengan Go-Jek kepada pengemudi dan UMKM,” kata Paksi dalam pemaparannya di Hong Kong Café, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Maret 2018.
Berdasarkan data dari pemerintah daerah yang diolah peneliti, pendapatan rata-rata mitra pengemudi penuh waktu mencapai Rp 3,48 juta per bulan. Angka itu lebih besar 1,25 kali dibanding rata-rata upah minimum kota di sembilan wilayah survei, yang hanya Rp 2,8 juta per bulan.
Setelah bergabung dengan Go-Jek, rata-rata pendapatan mitra pengemudi meningkat hingga 44 persen. Sedangkan pengeluaran mitra pengemudi meningkat hingga 31 persen.
Go-Jek juga mendorong mitra UMKM beroperasi secara online sehingga lebih efisien dan mendapat pangsa pasar lebih besar. Volume transaksi mitra UMKM meningkat 85 persen dibanding sebelum bergabung dengan Go-Jek. “Sebesar 85 persen di antaranya mengalami peningkatan lebih dari 5 persen,” ujar Paksi. Selain itu, kata dia, 43 persen mitra UMKM mengalami kenaikan klasifikasi omzet.