TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Selasa, 27 Februari 2018, diprediksi masih melanjutkan tren pelemahan sebelumnya. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan, secara teknikal, ketahanan IHSG tercatat masih rentan.
"Aksi jual juga dimungkinkan masih terjadi. Karena itu, harapkan aksi jual ini dapat terbatas untuk mengurangi tren penurunan yang terjadi," kata Reza dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 27 Februari 2018.
Simak: Bank Indonesia Terbitkan Aturan Kepemilikan Saham
Reza memprediksi pergerakan IHSG berada di bawah target area support 6.594-6.610. Diperkirakan, IHSG berada di kisaran level support 6.517-6.528 dan level resisten 6.575-6.590.
"Waspadai masih adanya aksi-aksi profit taking yang dapat membuat IHSG tertahan kenaikannya," ujar Reza.
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG melemah hingga mendekati 1 persen atau 0,98 persen. Pelemahan sebesar 65,13 poin tersebut menyebabkan IHSG bertengger pada level 6.554,673.
Padahal, pada perdagangan akhir pekan sebelumnya, IHSG sempat naik 26,74 poin atau 0,41 persen. Perdagangan membukukan bahwa asing mencatatkan nett sell Rp 741,89 miliar dari sebelumnya nett sell Rp 193,17 miliar.
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG cenderung melemah sepanjang sesi, meski diiringi pergerakan positif dari sejumlah bursa saham Asia. Bahkan kembali terapresiasinya rupiah belum cukup mampu mengangkat IHSG, yang juga diimbangi dengan masih adanya aksi jual asing.
Di sisi lain, penurunan IHSG sebelumnya beriringan dengan aksi pemerintah yang telah melaksanakan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan cara private placement pada 26 Februari 2018 dengan nilai nominal Rp 500 miliar.