TEMPO.CO, Jakarta - Sejalan dengan IHSG, pada akhir pekan ini nilai tukar rupiah juga mengakhiri masa pelemahannya selama empat hari berturut-turut setelah ditutup rebound pada Jumat, 23 Februari 2018.
Rupiah ditutup menguat 0,12 persen atau 17 poin di Rp 13.668 per dolar AS. Dengan penguatan hari ini, rupiah memperkecil penurunan mingguan menjadi 1,05 persen. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.653–Rp 13.691 per dolar AS.
Rupiah memangkas pelemahan mingguan pada perdagangan hari ini setelah imbal hasil obligasi AS berkonsolidasi dan bursa saham yang rebound sehingga memicu minat terhadap aset negara berkembang, demikian seperti dilansir Bloomberg.
Baca juga: Volatilitas Rupiah Makin Sempit Selama 17 Tahun Terakhir
“Pelemahan mingguan rupiah menjadi yang terbesar di antara mata uang Asia selain Jepang, terutama karena tingginya kepemilikan asing atas obligasi pemerintah Indonesia,” ungkap Sophia Ng, analis Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ.
Bersama rupiah, mayoritas mata uang lainnya di Asia juga terpantau menguat, dipimpin oleh peso Filipina yang naik 0,55 persen, disusul won Korea Selatan yang menguat 0,49 persen.
Sementara itu, dolar Singapura memimpin mata uang di Asia yang melemah dengan depresiasi 0,25 persen, disusul yen Jepang yang turun 0,11 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,12 persen atau 0,105 poin ke level 89,841 pada pukul 16.28 WIB.
Rupiah pada awal perdagangan dibuka menguat 0,14 persen di posisi Rp 13.666. Pada perdagangan Kamis, 22 Februari 2018, rupiah ditutup melemah 0,49 persen atau 67 poin di posisi Rp 13.685 per dolar AS.