TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi bisa kembali rebound pada perdagangan hari ini, Senin, 12 Februari 2018. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan kemungkinan tersebut disebabkan oleh adanya kesepakatan anggaran di pemerintahan Amerika Serikat, yang diharapkan dapat mengurangi volatilitas pada dolar Amerika.
"Pelemahan rupiah yang masih terimbas kenaikan laju dolar Amerika diperkirakan akan mulai terbatas," kata Reza, Senin.
Baca Juga:
Baca: BI Jelaskan Sebab Rupiah di Zona Merah Tujuh Hari Berturut-turut
Reza memperkirakan kurs rupiah akan bergerak dengan kisaran level support 13.640 dan resisten 13.600 per dolar Amerika. Karena itu, Reza juga berharap pelemahan akan lebih terbatas. "Meski demikian, tetap waspada berbagai sentimen yang dapat memicu pelemahan kembali," katanya.
Pada perdagangan pasar valas sebelumnya, pergerakan dolar Amerika terlihat memiliki volatilitas yang tinggi. Hal itu dipicu oleh kekhawatiran terhadap tanda-tanda inflasi di tengah membaiknya latar belakang ekonomi global dan Amerika Serikat. "Termasuk juga mengenai spekulasi apakah Federal Reserve dan bank sentral utama lainnya akan bertindak lebih cepat untuk menaikkan suku bunga," tutur Reza.
Bank Indonesia sebelumnya mengumumkan surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), yang dapat berlanjut pada triwulan keempat 2017, dengan defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali. Selain itu, dari luar negeri, sentimen positif datang dari Japan Credit Rating Agency yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia. Namun tampaknya sentimen tersebut belum mampu menghalau pelemahan rupiah.