TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan bursa indeks harga saham gabungan atau IHSG pada Senin, 12 Februari 2018, diprediksi masih berada di zona merah dengan dibayangi aksi jual. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan penguatan IHSG yang sempat terjadi pada perdagangan pekan kemarin hanya dimanfaatkan untuk kembali melakukan aksi jual.
"Kenaikan tipis yang terjadi sebelumnya harus diuji ketahanannya untuk membuat kenaikan lanjutan. Namun tampaknya belum akan terjadi," ucap Reza dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, 12 Februari 2018.
Baca: Sektor Tambang Merosot, IHSG Melemah Lagi
Reza memperkirakan hari ini IHSG berada di kisaran level support 6.482-6.492 dan level resisten 6.518-5.428. Pergerakan IHSG diperkirakan berada di bawah target support 6.524-6.532.
Karena itu, diharapkan aksi jual dapat lebih terbatas, agar pelemahan dapat lebih tertahan. "Tetap waspadai masih adanya aksi-aksi profit taking yang dapat membuat IHSG kembali melemah," ujar Reza.
Sebelumnya, pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG tercatat mengakhiri perdagangan dengan berada di zona merah. Terjadi pelemahan IHSG sebesar 39,11 poin atau 0,598 persen berada di bawah kenaikan sebelumnya yang menguat 9,77 poin atau 0,15 persen.
Reza menuturkan pelemahan yang terjadi akibat aksi jual masih terjadi seiring imbas pelemahan bursa saham global, masih melemahnya rupiah, dan berlanjutnya aksi jual asing. Aksi jual dari bursa saham global membuat pergerakan sejumlah saham melemah. Itu merupakan efek psikologis akibat terimbas pelemahan bursa saham lain.
"Tercatat, pekan kemarin, semua sektor kompak melemah, kecuali saham-saham industri dasar, yang penguatannya didominasi saham-saham lapis dua (second liner)," tutur Reza menanggapi pergerakan IHSG pekan lalu.