TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan sebagai regulator terus berusaha untuk meningkatkan on time performance (OTP) dari masing-masing maskapai penerbangan yang ada Indonesia. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini Kementerian lewat beberapa operator bandara kini tengah menyusun peraturan untuk peningkatan OTP bagi maskapai penerbangan, salah satunya pemberian saksi bagi maskapai yang sering terlambat terbang (delay).
"Misalnya operator memberikan usulan jika banyaknya delay dalam satu penerbangan tertentu berbanding lurus dengan jumlah flight, ada usulan jumlah penerbangan dikurangi," kata Budi Karya Sumadi disela-sela kunjungan ke Kantor AirNav dan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2018.
Baca: Libur Natal, 40 Persen Penerbangan di Soekarno-Hatta Delay
Menurut Budi, regulasi tersebut adalah usulan dari operator-operator bandara. Karena itu, kewenangan tersebut menjadi kewenangan penuh bagi masing-masing operator.
Meskipun demikian, Budi mengakui bahwa persoalan OTP yang dalam hal ini adalah persoalan level of service banyak faktor yang mempengaruhi. Misalnya, Budi mencontohkan OTP juga berkaitan dengan tingkat kesehatan pesawat dan jumlah pilot.
"Karena itu kami, secara intensif terus mengelar rapat-rapat dengan maskapai. Karena bicara OTP memang bicara teknis dan bagaimana pengembangan dari masing-masing maskapai yang harus diperhatikan," ujar Budi.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengumumkan lima maskapai berjadwal nasional dengan waktu ketepatan terbang (on time performance/OTP) secara rata-rata cukup baik, di atas 85 persen, sepanjang 2017.
Bahkan salah satunya mencatatkan OTP di atas 90 persen. Maskapai tersebut adalah NAM Air, yang mencatatkan OTP 92,62 persen dengan 29.832 penerbangan tepat waktu.
Adapun empat maskapai lainnya adalah Sriwijaya Air (88,69 persen), Batik Air (88,66 persen), Garuda Indonesia (88,53 persen), dan Citilink (88,33 persen). Angka OTP tersebut cukup tinggi dan memenuhi target minimum yang telah dicanangkan bersama. Namun, bagi Garuda, yang selama ini menjuarai OTP, posisinya tergeser karena adanya gangguan scheduling crew yang sempat berlarut-larut dan berujung pada delay berkepanjangan tapi kini sudah kembali normal.