TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini menerima delegasi utusan khusus Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Toshihiro Nikai, di Istana Bogor.
Jokowi mengatakan pertemuan ini membahas kelanjutan kerja sama Indonesia-Jepang di bidang infrastruktur yang sebelumnya dibahas saat pertemuan presiden dan Abe di Filipina. "Kami sepakat untuk segera menyelesaikan kerja sama infrastruktur yang ada," kata Jokowi saat membuka pertemuan itu di Istana Bogor, Jumat, 19 Januari 2018.
Baca: Pemilu, Jokowi: Politik Ya Politik, Ekonomi Tetap Harus Jalan
Presiden Jokowi berujar dirinya menyambut baik kedatangan Nikai hari ini. Pasalnya, kata Jokowi, tahun 2018 ini bertepatan dengan perayaan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dan Shinzo Abe menyepakati sejumlah kerja sama di bidang ekonomi. Kerja sama tersebut termasuk dalam tiga proyek infrastruktur.
Proyek-proyek itu adalah pengembangan Blok Masela, diskusi awal mengenai proyek kereta api Jakarta-Surabaya, serta rencana kerja sama pembangunan sentra perikanan terpadu di pulau-pulau terdepan Indonesia.
Selain itu, Jokowi meminta beberapa hal kepada Jepang. Pertama, meminta Jepang bisa membuka akses produk pertanian dan perikanan Indonesia. Kedua, mengkaji ulang perjanjian pajak berganda.
Permintaan ketiga adalah meningkatkan akses dan kapasitas keperawatan Indonesia agar dapat memenuhi pasar di Jepang. Permintaan lainnya adalah general review ekonomi Japan Partnership Agreement pada tahun ini.
Dalam pertemuan dengan utusan khusus Shinzo Abe ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno LP. Marsudi, dan utusan khusus presiden untuk investasi Jepang Rachmat Gobel.