TEMPO.CO, Madiun - Direktur Utama PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) Budi Noviantoro, mengatakan lahan untuk pabrik baru di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur sudah dibeli. Beberapa hari ke depan pembangunan pabrik dengan nilai investasi Rp 600 miliar dijalankan.
“Diperkarakan selama setahun untuk membuat itu semua. Tahun 2019 (pabrik baru) beroperasi ,’’ ujar dia, usai penandatanganan kontrak pengadaan LRT Jabodetabek antara PT KAI dengan PT INKA di aula PT INKA di Kota Madiun, Kamis, 18 Januari 2018.
Baca Juga:
Baca: PT INKA Bakal Bangun Rolling Stock LRT Jabodetabek
Pabrik baru itu bakal didirikan di lahan seluas 80 hektare yang sebelumnya milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Setelah jadi, sebagian proses produksi yang selama ini dijalankan di Kota Madiun bakal dipindahkan ke Banyuwangi. “Maintenance mungkin di sini (Kota Madiun),’’ ujar dia.
Budi menyatakan, pabrik baru di Banyuwangi nantinya mampu menekan biaya distribusi kereta yang dihasilkan PT INKA. Terutama untuk pesanan luar negeri seperti Bangladesh. Sebab, kabupaten paling ujung timur di Jawa Timur itu dekat dengan pelabuhan. “Kalau selama ini kami menggunakan truk trailer (dari Madiun ke Surabaya),’’ kata dia.
Manajer Senior Humas, Sekretariat, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT INKA, Cholik Mochamad Zamzam, mengatakan bahwa pertimbangan lain pendirian pabrik di Banyuwangi karena faktor upah pekerja. Besaran upah minimum kabupaten antara Banyuwangi dan Kota Madiun nyaris sama, yakni pada kisaran Rp 1,6 juta per bulan.
Selain itu, mampu menekan biaya produksi dan distribusi sehingga harga produksi PT INKA lebih kompetitif dibandingkan negara lain. “Maka, yang akan diproduksi di sana (Banyuwangi) adalah kereta berpenggera dan untuk ekspor,’’ ujar Cholik.
PT INKA telah sukses memasarkan produknya ke sejumlah negara, di antaranya Bangladesh, Srilanka, dan Pakistan. Upaya ekspor terus digenjot seperti mulai ekspansi ke Benua Afrika setelah berhasil masuk di negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan.