TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina akan mengambil alih secara penuh atau 100 persen pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur, mulai 1 Januari 2018. 50 tahun lalu, kontrak kerja sama Blok Mahakam ditandatangani antara pemerintah dan kontraktor kontrak kerja sama Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation pada 1966 dengan jangka waktu selama 30 tahun.
Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso menjelaskan Pertamina telah melakukan berbagai persiapan dan strategi untuk tetap menjaga produksi migas Blok Mahakam dengan memastikan keberlangsungan kegiatan pengeboran dan well intervention pada saat peralihan dari Total E&P Indonesie ke Pertamina pada 1 Januari 2018.
Baca juga: Investasikan US$ 160 Juta, Pertamina Siap Kelola Blok Mahakam
"Beberapa persiapan yang sudah dilakukan Pertamina antara lain transfer pekerja Total E&P Indonesia, yang sudah menandatangani perjanjian kerja dengan Pertamina, mencapai 98,23 persen," kata Bambang melalui pernyataan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 27 Desember 2017.
Selain itu, Pertamina telah melakukan pengeboran 14 unit sumur dari program 15 sumur pada 2017 dengan pencapaian HSSE yang baik. Pertamina juga berhasil menekan biaya pengeboran sumur hingga lebih efisien 23 persen terhadap anggaran yang direncanakan.
Pertamina mencatat waktu pengeboran lebih cepat hingga 25 persen, mendapatkan potensi penambangan cadangan hingga 120 persen, memperoleh penambahan ketebalan reservoir sebesar 115 persen, dan pelaksanaan mirroring contract atas persetujuan SKK Migas untuk mempercepat proses kontrak dengan pihak ketiga penunjang operasi Blok Mahakam senilai USD 1,2 miliar.
Menurut Bambang, semua langkah persiapan dan strategi tersebut bukan hal yang mudah dilakukan. Namun Pertamina bersama otoritas terkait dan operator eksisting berupaya yang terbaik memastikan semua proses berjalan dengan lancar.
“Kami yakin bisa. Dan, sejauh ini sudah bisa membuktikannya dengan adanya pengeboran yang sesuai target, namun biaya lebih efisien dan waktu pengeboran lebih cepat," ujarnya.
Ia mengatakan persiapan dan strategi yang telah dilakukan Pertamina merupakan bukti bahwa dengan kerja sama berbagai pihak, alih kelola Blok Mahakam ini akan berjalan baik.
Bagi Hasil Blok Mahakam Mengerucut pada Dua Skema
Bahkan, pada 2018, Pertamina sudah siap menambah sumur pengembangan dari semula 55 sumur menjadi 65 sumur.
"Serta menyiapkan biaya investasi hingga USD 700 juta dan biaya operasional sebesar USD 1 miliar," ucapnya.
Baca juga: Pekerja Total di Blok Mahakam Hijrah
Demikian pula, untuk dukungan pekerja eksisting, yang mendekati 100 persen menjadi bukti kesiapan Pertamina untuk mengelola Mahakam.
Meski dikelola perusahaan asing selama 50 tahun, sebagian besar pekerja di blok penghasil gas terbesar tersebut adalah warga negara Indonesia. Mereka adalah orang Indonesia asli, yang bekerja di perusahaan asing untuk mengelola Blok Mahakam. "Kemampuan anak negeri tidak perlu dipertanyakan lagi, karena itu peralihan status tidak menjadi masalah bagi mereka," katanya.