TEMPO.CO, Banyuwangi - Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial atau BPJS Kesehatan berkolaborasi dengan Program Smart Kampung meluncurkan Gandrung JKN. Gandrung JKN yang merupakan kependekan dari gerakan desa urun bareng jaminan kesehatan nasional ini adalah pengembangan program Smart Kampung Banyuwangi untuk mendorong kemajuan desa salah satunya di bidang kesehatan.
Program ini merupakan yang pertama ada di Indonesia ini memanfaatkan Smart Kampung untuk meningkatkan okupansi peserta JKN. Deputi Direksi BPJS Wilayah Jawa Timur Handaryo mengatakan program Gandrung JKN merupakan program BPJS Banyuwangi yang menjadi pertama kalinya di Indonesia yang menggandeng pemerintahan desa. Program ini dilaksanakan di 183 Desa se-kabupaten.
Baca: BPJS Defisit 9 Triliun, Pemerintah: Iuran Tidak Akan Naik
Handaryo menyebutkan program ini menggandeng desa karena desa di Banyuwangi sudah siap untuk pelaksanaan program. "Baik jaringan internetnya maupun SDM nya sudah mendukung, operatornya dari aparatur desa” katanya, di Balai Desa Sumber Gondo, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Rabu, 13 Desember 2017.
Menurut Handaryo, peluncuran Gandrung JKN ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan peserta JKN Kesehatan. Saat ini peserta JKN di Banyuwangi sebanyak 819 ribu atau 51 persen dari total jumlah penduduk yang sebanyak 1,6 juta orang.
Sinergi antara JKN dan Smart Kampung, kata Handaryo, akan mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan jaminan kesehatan. "Kami harapkan akan meningkatkan cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan,” ucapnya.
Untuk mendapatkan layanan ini, warga cukup datang ke kantor desa dan mengisi data-data di formulir yang disediakan. Petugas akan menginput data tersebut secara online, lalu warga akan mendapatkan nomor virtual account melalui sms.
Pembayaran iuran JKN dilakukan di payment point di Kantor Desa. Selanjutnya, Kartu Peserta JKN akan diantar oleh petugas pos langsung ke alamat warga. “Ini adalah cara kami untuk memberikan kemudahan bagi warga,” cetus Handaryo
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kolaborasi BPJS Kesehatan dan Smart Kampung menjadi sebuah cara yang akan memudahkan warga untuk menjadi peserta JKN. Dengan kolaborasi ini diharapkan cakupan penduduk yang ter-cover jaminan kesehatan di Banyuwangi semakin meningkat.
Abdullah berharap program ini akan berjalan dengan lancar. "Jaminan kesehatan sendiri sangat penting bagi warga, karena kita tidak pernah tau kapan akan sakit dan besarnya biaya yang dibutuhkan,” kata Anas saat memberikan sambutan melalui sambungan Facetime.
Saat ini 183 desa dari 217 desa di Banyuwangi telah menerapkan program Smart Kampung, yakni program pengembangan desa di berbagai sektor melalui bantuan Teknologi Informasi. “Tujuh kriteria Smart Kampung meliputi pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi, pelayanan kesehatan, pengembangan pendidikan dan seni-budaya, peningkatan SDM, pengentasan kemiskinan, dan melek informasi hukum. "Semua itu ditopang TI,” jelas Anas
Peluncuran Gandrung JKN dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko. Wabup memberikan apresiasi positif atas sinergi antara BPJS Kesehatan dan Pemkab Banyuwangi. “Kunci keberhasilan program ini adalah sosialisasi yang memadai, maka kami berharap petugas BPJS proaktif mensosialisasikan program ini kepada warga,” Kata Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko sebelum melakukan pengguntingan pita dan pemencetan tombol diluncurkannya Gandrung JKN.