TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Northstar Equity Partners Patrick Walujo mencatat penurunan konsumsi di berbagai sektor, termasuk di kelas menengah. Penurunan itu dipengaruhi perubahan pola konsumsi, baik masyarakat kelas atas maupun kelas menengah dan bawah.
Patrick mengatakan perubahan konsumsi di masyarakat kelas atas tak perlu dikhawatirkan. Mereka hanya sedang menahan diri dan ini terlihat dari peningkatan dana tabungan di perbankan.
Selain itu, kelompok masyarakat tersebut tengah mengalami perubahan gaya hidup. "Kesadaran terhadap kesehatan dan kecantikan di kelompok tersebut mulai berubah," kata dia dalam acara Binaartha Summit di Hotel Pullman, Jakarta, Senin, 11 Desember 2017.
Simak: Kelas Menengah Indonesia Semakin Berpengaruh
Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan mie instan yang menurun tahun ini. Dibandingkan dengan saat krisis moneter, konsumsi mie instan justru meningkat. Di sisi lain, konsumsi susu segar meningkat tajam.
Baca Juga:
Komisaris Go-Jek itu justru menilai perubahan konsumsi di masyarakat kelas menengah dan bawah yang perlu diwaspadai. "Kelompok masyarakat menengah dan bawah di Indonesia masih suffer," ujarnya.
Patrick mengatakan peningkatan pendapatan kelompok masyarakat tersebut tidak secepat kenaikan inflasi. Kebijakan pemerintah untuk memotong subsidi listrik dan bahan bakar minyak juga turun membuat harga barang semakin mahal.
Dia mengatakan butuh usaha yang besar agar konsumsi masyarakat kembali meningkat, terutama di kelas menengah dan bawah. Dari sisi pengusaha, beragam upaya seperti peningkatan efisiensi dan produktivitas perlu ditingkatkan untuk mendorong pendapatan.