TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Kementerian Perdagangan, Budi Santoso, mengatakan bisnis waralaba masih cukup tinggi di Tanah Air. Salah satu faktor pendorongnya ialah permintaan masyarakat yang masih cukup potensial sebagai salah satu ruang interaksi.
Kuatnya daya tarik pasar Indonesia juga dijadikan daya tawar untuk meningkatkan perdagangan di dalam negeri oleh asing. Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga meyakini kondisi tersebut akan meningkatkan perdagangan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Jika kita mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan tingkat inflasi yang stabil, maka kita optimistis pasar Indonesia tetap menjadi tujuan investasi utama dari waralaba asing,” kata Budi pada Minggu, 10 Desember 2017.
Baca: Pameran Franchise, Bisnis Sunat Mulai Dilirik Investor
Berdasarkan data penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) tahun 2012–2017 di Kementerian Perdagangan, waralaba dengan brand asing masih didominasi oleh bidang usaha kuliner alias food and beverage (F&B) berupa restoran, rumah makan, dan kafetaria yang menyumbang 56 persen dari keseluruhan total waralaba asing yang terdaftar dan beroperasi di Indonesia.
Kemudian, diikuti dengan bidang usaha ritel (toko modern) sebesar 17 persen dan sektor pendidikan sebanyak 13,4 persen. Data tersebut dinilai sebagai salah satu bukti bisnis waralaba asing masih menjanjikan di Tanah Air.
Menurut Budi, tahun ini terdapat tujuh waralaba luar negeri yang terdaftar di Kementerian Perdagangan. Oleh karena itu, Kemendag meyakini bisnis waralaba asing pada 2018 tidak akan lebih sedikit dibanding tahun ini.
Berdasarkan data penerbitan STPW tahun 2012–2017 terdapat 94 waralaba asing yang telah terdaftar dan membuka usahanya di Indonesia. Tahun ini Kemendag mengaku hampir tidak ada waralaba asing yang minggat dari Tanah Air, kecuali 7 Eleven.
Baca: Empat Waralaba Ini Paling Diminati di Pameran Franchise
Sementara itu, Ketua Umum Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), Levita Ginting Supit, mengungkapkan setidaknya sekitar 30 calon terwaralaba bakal masuk ke Tanah Air. Sebagian dari calon investor juga telah mengunjungi Indonesia untuk melihat potensi.
Waralaba asing tersebut berasal dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang dan beberapa negara di benua Eropa.
“Sudah ada yang kita temani untuk melihat bagaimana potensi pasarnya bagaimana, di kelas mal kelas A dan B, berapa banyak masyarakat yang masuk ke mal di akhir pekan,” kata Levita.