TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 91,3 triliun hingga 30 November 2017. Realisasinya sebesar 85,6 persen dari target penyaluran tahun ini sebesar Rp 106,6 triliun.
Menurut Darmin, realisasi KUR itu belum terlalu besar. Namun dia optimistis bisa memenuhi targetnya. "Realisasinya memang belum terlalu besar, tapi BRI dan Mandiri menyatakan bisa 100 persen," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat, 8 Desember 2017.
Kedua bank tersebut merupakan penyalur KUR tertinggi. BRI menyalurkan 96,2 persen sementara Mandiri 93,1 persen. Penyalur lainnya adalah BNI dengan total 65,6 persen, bank umum swasta 24,9 persen, dan BPD 31,2 persen.
Penyaluran KUR ditargetkan kepada empat juta debitur. Skema KUR Mikro mendominasi dengan porsi 70,4 persen dari total kredit. Sementara KUR Ritel sebesar 29,3 persen dan KUR TKI 0,3 persen.
Baca: OJK ingin Capai Inklusi Keuangan 75 Persen Lewat KUR
Berdasarkan wilayah, penyaluran KUR didominasi di Pulau Jawa dengan porsi penyaluran sebesar 55,8 persen senilai Rp 50,9 triliun. Wilayah terbesar lainnya adalah Sumatera sebesar 19 persen atau senilai Rp 17,32 triliun, Sulawesi sebesar 10,2 persen atau Rp 9,3 triliun.
Sementara, Bali dan Nusa Tenggara menyalurkan 6,7 persen senilai Rp 6,1 triliun, Kalimantan 6,2 persen atau Rp 5,6 triliun, serta Maluku dan Papua sebesar 2,1 persen atau Rp 1,9 triliun.
Untuk sektor produksi, Darmin mengatakan penyalurannya sudah mencapai 43 persen dari target minimal 40 persen. Penyaluran KUR di sektor produksi termasuk sektor jasa naik dari 33 persen di Desember 2016 menjadi 44 persdn di November 2017. Sedangkan sektor produksi tanpa sektor jasa naik dari 22 persen di Desember 2016 menjadi 31,5 persen di November 2017.
Tahun depan, pemerintah menargetkan penyaluran KUR untuk sektor produksi minimal 50 persen dari total penyaluran KUR. Darmin optimistis target itu tercapai karena pemerintah akan berfokus kepada penyalur kredit untuk peremajaan perkebunan, peternakan, dan perikanan.
Pemerintah akan menaikkan plafon total KUR tahun depan menjadi Rp 120 triliun. Suku bunga pun akan menurun menjadi 7 persen dari 9 persen di tahun ini.
Baca: Biayai Program MEKAAR, Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp 300 Miliar
Untuk KUR Mikro, suku bunganya akan naik 1 persen dari 9,5 persen menjadi 10,5 persen. KUR Ritel juga akan naik 1 persen dari 4,5 persen menjadi 5,5 persen. Sementara KUR Penempatan TKI naik 2 persen dari 12 persen menjadi 14 persen.
Darmin meminta Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM dan penyalur KUR rutin duduk bersama membahas persoalan-persoalan di lapangan, terutama terkait pembayaran subsidi Imbal Jasa Penjaminan (IJP) dan subsisi bunga KUR. Pemerintah wajib mencari solusi agar pencairan subsidi lebih cepat hingga masalah persoalan sistem. "Ini penting agar permasalahan yang sama tidak berulang,” katanya.