TEMPO.CO, Jakarta - Pangsa pasar premi asuransi umum pada kuartal ketiga tahun ini dikuasai oleh lini usaha harta benda dan kendaraan bermotor. Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa, dan Aktuarita AAUI Trinita Situmeang mengatakan total dari kedua lini usaha tersebut berkontribusi sebesar 58,7 persen.
"Dari 15 lini usaha, sektor harta benda dan kendaraan bermotor penyumbang premi terbesar," kata Trinita di Jakarta, Kamis, 30 November 2017. Lini usaha harta benda menyumbang 29,5 persen dan kendaraan bermotor 28,2 persen.
Baca: Tip Memilih Asuransi agar Tak Kecewa
Adapun pertumbuhan premi pada kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 13 triliun atau naik 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan total pendapatan premi Rp 12,5 triliun. Menurut dia, kenaikan premi harta benda sejalan dengan adanya perbaikan kinerja pasar properti di Indonesia.
Peningkatan pasar properti dapat dilihat dari peningkatan pasokan properti komersial 1,39 persen di kuartal ketiga tahun ini yang didorong penambahan segmen retail. Terutama dari adanya pembangunan AEON Mall, Apartemen Titanium Square, Tunjungan Plaza 6, dan Plaza Renon, Bali, serta beberapa hotel baru. "Sementara permintaannya properti residensial juga meningkat 1,25 persen di kuartal ketiga tahun ini," ujarnya.
Selain itu, pertumbuhan kredit KPR meningkat dari 7,2 persen pada kuartal ketiga tahun 2016, menjadi 10,5 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Peningkatan tersebut diiringi juga dengan peningkatan penjualan rumah sebesar 2,58 persen di kuartal ketiga tahun ini. "Pertumbuhan di pasar properti tersebut menunjang pertumbuhan premi dk lini bisnis harta benda," katanya.
Trinita memperkirakan pertumbuhan premi asuransi harta benda juga bisa tembus mencapai 5 persen hingga akhir tahun. Selain itu, untuk tahun depan ia melihat, pertumbuhan premi akan stagnan karena berpengaruh pada tahun pemilu. "Masih di kisaran 5 persen juga," ucapnya.
Lebih jauh, Trinita menuturkan untuk peningkatan premi kendaraan bermotor pada kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 12,4 triliun atau 11,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 11,1 triliun. Menurut dia. Kenaikan premi kendaraan bermotor sejalan dengan adanya kenaikan tarif dan penjualan kendaraan roda dua maupun empat.
Trinita mencatat penjualan kendaraan roda empat meningkat dari 205.717 unit di kuartal ketiga 2016 menjadi 269.714 unit pada kuartal ketiga 2017. Sedangkan, penjualan roda dia naik dari 1,38 juta unit pada kuartal ketiga di 2016 menjadi 1,63 juta unit pada kuartal ketiga di 2017. "Selisih pertumbuhan premi mencapai Rp 1,2 triliun pada kuartal ketiga tahun ini dibandingkan periode yang sama di tahun 2016."
Adapun pertumbuhan premi umum industri asuransi pada kuartal ketiga tahun ini 2,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan premi asuransi di kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 44,2 triliun, sedangkan tahun lalu Rp 43 triliun.