TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pengerjaan Seksi I Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) dapat dimulai pada awal 2018. Dana untuk pengerjaan jalan sepanjang 10,57 kilometer pada ruas Cileunyi-Rancakalong tersebut didapat melalui pinjaman dari Pemerintah Cina sebesar Rp 2,23 triliun.
"Setelah penetapan lokasi pada 6 Desember ditandatangani gubernur (Jawa Barat). Kami harapkan konstruksi bisa segera dimulai," ujar Direktur Jenderal Bina Marga PUPR Arie Setiadi Moerwanto di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat, 24 November 2017.
Simak: Jokowi: Jalan Tol Cisumdawu Beroperasi 2018
Pembangunan Seksi I ruas Cileunyi-Rancakalong yang panjang totalnya mencapai 12 km itu diketahui masih terkendala pembebasan lahan. Namun, Arie meminta para kontraktor menggenjot pengerjaan pada lahan yang sudah bebas. PT Adhi Karya (Persero) dan China Road and Bridge Corporation didapuk sebagai kontraktor untuk mengerjakan seksi tersebut.
“Kontraktor harus segera melakukan konstruksi pada lahan yang sudah bebas," ujarnya.
Pembangunan tol Cisumdawu sepanjang 61,67 km terdiri dari enam seksi pekerjaan. Pemerintah Indonesia menanggung seksi I dan II, sementara pekerjaan Seksi III hingga VI digarap oleh PT Citra Karya Jabar Tol selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Pemerintah Indonesia mengandalkan pinjaman Pemerintah Cina dengan nilai total lebih dari Rp 6 triliun untuk mengerjakan Seksi I dan Seksi II Tol Cisumdawu. Pinjaman tersebut dibagi dari 3 fase. Pinjaman fase 1 sebesar Rp 1,1 triliun dipakai untuk mendanai konstruksi jalan sepanjang 6,35 km dari total panjang Seksi II ruas Rancakalong- Sumedang, yaitu 17,05 km. Adapun fase 2 sebesar Rp 3,4 triliun dipakai untuk sisanya, yaitu 10,7 km.
YOHANES PASKALIS PAE DALE