TEMPO,CO. Jakarta - Corporate Communications PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) Maldi Al-Jufrie mengatakan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur, mampu menjual 23 kiloliter lebih bahan bakar minyak (BBM).
“Kami bersyukur sebagai pemain baru langsung dikenal,” katanya di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 24 November 2017.
Simak: Pertamina Merasa Tak Tersaingi dengan Kehadiran SPBU Vivo
Maldi mengatakan 23 kiloliter adalah total volume BBM yang terjual sejak SPBU tersebut dibuka pada 26 Oktober lalu. Ia mengatakan, dari 23 kiloliter tersebut, 50 persen di antaranya RON 89. Sedangkan sisanya RON 90 dan 92 masing-masing terjual 25 persen. Maldi berujar angka tersebut lebih rendah dari ekspektasi perusahaan yang mengharapkan penjualan RON 89 jauh lebih tinggi.
“Kami pikir 89 akan lebih terjual banyak daripada 90 dan 92. Ternyata separuh. Bahkan, saat awal-awal, RON 89 hanya 40 persen terjual,” ujarnya.
Maldi menuturkan BBM RON 89 banyak dikonsumsi masyarakat kalangan bawah. Ia mengatakan BBM RON 89 banyak dikonsumsi kendaraan yang diperuntukkan sebagai transportasi publik, seperti angkot dan ojek. Sedangkan RON 90 dan 92 banyak dikonsumsi mobil pribadi.
Vivo enggan menjelaskan laporan keuangan perusahaan kepada publik. Menurut Maldi, pemerintah juga pernah meminta Vivo membagikan informasi terkait dengan untung-rugi perusahaan.
Namun Vivo berkukuh informasi tersebut terkait dengan strategi perusahaan sehingga tidak bisa diketahui pihak luar. “Rasanya tidak elok kalau saya harus publikasikan berapa margin perusahaan dan modal kami. Itu tidak akan pernah bisa kami berikan,” ucap Maldi.
ALFAN HILMI