TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan kabar mengenai Bank Muamalat yang akan mengeluarkan saham baru berdampak positif bagi saham PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk yang dikabarkan sebagai pembeli siaga.
"Ini positif ya terhadap pergerakan nilai saham kalau perusahaan mau dibeli pihak lain. Apalagi pihak lainnya bisa menambah modal ke korporasi sehingga kinerjanya lebih bagus," kata dia kepada Tempo, Rabu, 11 Oktober 2017.
Terlebih, dengan adanya isu bahwa bank syariah itu bakal digandeng investor lokal, menurut Hans, bakal memberi sentimen positif. "Karena pihak lokal yang dominan itu kan positif bagi Indonesia," ujarnya. Apalagi, hal tersebut juga bakal berdampak baik bagi optimisme dan nasionalisme. "Jadi menurut saya ini positif kalau diambil lokal."
Kendati demikian, Hans melihat investor asing juga menaruh minat pada perusahaan perbankan syariah itu. Terutama para investor yang memahami potensi bisnis syariah di Indonesia, yang dia prediksikan berkembang pesat di masa mendatang.
Saat ini, menurut dia, dunia perbankan memang tengah dilanda persaingan yang cukup ketat. Sehingga, mau tak mau, perusahaan mesti meningkatkan kemampuannya untuk bisa bersaing dan salah satu caranya adalah dengan memiliki investor yang lebih besar.
Hans berujar akuisisi itu diperkirakan rampung dalam beberapa bulan ke depan. Dia tidak bisa menyebutkan secara detail waktu yang diperlukan untuk melakukan akuisisi. "Proses akuisisi waktunya sangat variatif tergantung internal mereka. Kan bergantung proses nego dan segala macamnya. Jadi, agak sulit diprediksi berapa lamanya," ujarnya.
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merencanakan penambahan modal guna mendorong kinerja serta mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan. Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Muamalat Purnomo B. Soetadi mengatakan rencana itu adalah salah satu hasil pada mata acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada Rabu 20 September 2017 di Jakarta.
Dia mengatakan bahwa penambahan modal ini dilakukan bukan dengan cara menjual saham existing. Namun, dengan cara mengeluarkan saham baru (rights issue). Melalui proses HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) maka pemegang saham
existing diberikan kesempatan untuk membeli saham baru tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 9 Oktober 2017.
Dalam proses itu Bank Muamalat telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk. sebagai pembeli siaga. Adapun proses menuju rights issue saat ini sedang berlangsung dengan tetap mengikuti ketentuan dari regulator.
KH Ma'ruf Amin, Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat, turut mengawal proses right issue itu. Dia berharap agar setiap proses berjalan sesuai syariah dan sesuai dengan harapan umat. “Insya Allah, Manajemen dan pemegang saham Bank Muamalat akan menjalankan proses right issue ini dengan amanah dan sebaik-baiknya, demi kemajuan Bank Muamalat dan industri keuangan syariah di Indonesia,” kata dia.
Hingga saat ini, Bank Muamalat Indonesia telah memiliki 338 jaringan kantor layanan seluruh Indonesia. Bank Muamalat Indonesia dimiliki oleh pemegang saham Islamic Development Bank atau IDB sebanyak 32,7 persen; Boubyan Bank, Kuwait sebanyak 22 persen; Atwill Holdings Limited, Saudi Arabia 17,9 persen; National Bank of Kuwait 8,5 persen; dan beberapa badan usaha dan individu lainnya.
CAESAR AKBAR