JAKARTA- PT Tempo Inti Media bekerja sama dengan Frontier Consulting Group mengadakan Indonesia Attractiveness Award (IAA) yang ketiga kalinya, Jumat, 29 September 2017. Ini adalah ajang penghargaan bagi provinsi, kabupaten dan kota terbaik di Indonesia.
IAA memberikan penghargaan untuk 26 kategori. Ditambahkan dengan kabupaten dan kota yang mendapat IAA pada 2016, total terdapat 152 pemenang. Direktur Utama PT Tempo Inti Media Toriq Hadad mengatakan sebagian daerah menang lebih dari satu kategori.
Di bawah ini adalah nama-nama pemenang, kategori dan skor yang diraih mereka.
- Kota Terbaik: Bandung dengan skor 90,19
- Kabupaten Terbaik: Bogor dengan skor 84,10
- Provinsi Terbaik: Jawa Tengah dengan skor 81,96
- Kota Terbaik untuk Kategori Investasi: Padang dengan skor 89,34
- Kabupaten Terbaik untuk Kategori Investasi : Mojokerto dengan skor 92,90
- Kota Terbaik untuk Kategori Infrastruktur: Surabaya dengan skor 99,66
- Kabupaten Terbaik untuk Kategori Infrastruktur: Bekasi dengan skor 97,85
- Kota Terbaik untuk Kategori Pariwisata: Bandung dengan skor 95,30
- Kabupaten Terbaik untuk Kategori Pariwisata: Badung dengan skor 88,33
- Kota Terbaik untuk Kategori Layanan Publik: Denpasar dengan skor 86,24
- Kabupaten Terbaik untuk Kategori Layanan Publik: Pinrang dengan skor 91,90
- Kabupaten Potensial untuk Investasi: Indramayu dengan skor 85,07
- Kota Potensial untuk Kategori Investasi: Tangerang Selatan dengan skor 80,32
- Kabupaten Potensial untuk Kategori Investasi: Indramayu dengan skor 85,07
CEO Frontier Consulting Group Handi Irawan mengatakan penilaian terhadap daerah terbaik menggunakan empat komponen utama yakni, tingkat investasi, jumlah infrastruktur, pelayanan publik dan pariwisata. Dari keempat komponen itu, kata dia, maka menghasilkan Indonesia Attractiveness Index yang digunakan untuk melakukan pemeringkatan daerah terbaik.
“Jadi hasil dari keempat komponen itu tadi menghasilkan Indonesia Attractiveness Index,” kata dia lewat telepon, Jumat 29 September 2017.
Handi menuturkan, empat kriteria penilaian itu dipertahankan dari tahun ke tahun agar terdapat kontinuitas penilaian. Sehingga, kata dia, para pemimpin daerah mampu melihat track record mereka . “Kalau metodenya berubah-ubah kan orang jadi tidak bisa melihat apa daerah itu maju atau tidak,” kata dia.
Metode penilaian dalam penghargaan ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui survei yang dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner dan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen yang dapat dilihat oleh publik, seperti jumlah investasi, pertumbuhan Penerimaan Domestik Regional Bruto (PDRB), jumlah pelayanan publik seperti rumah sakit dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
Handi mengatakan melalui penghargaan ini diharapkan dapat menyadarkan kepada pemerintah daerah bahwa pemerintah daerah memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan dareahnya. “Dari sini mereka juga bisa melihat strategi apa yang tepat untuk memajukan daerahnya,” kata dia.
MARTHA WARTA SILABAN |ROSSENO AJI NUGROHO | VINDRY FLORENTIN