Petani Tebu Tagih Janji Sri Mulyani Bebaskan Pajak Gula

Reporter

Editor

Setiawan

Jumat, 11 Agustus 2017 06:47 WIB

Sri Mulyani Indrawati. Tempo/Ratih Purnama

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendatangi Kementerian Keuangan, Kamis, 10 Agustus 2017, untuk menagih janji Menteri Keuangan Sri Mulyani. Janji yang diklaim pernah diutarakan Sri Mulyani itu adalah menerbitkan revisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 31 Tahun 2008 Tentang Bahan Pokok Strategis yang Bebas dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN), termasuk gula petani.

"Janji untuk merevisi PMK tersebut disampaikan Ibu Sri Mulyani dalam pertemuan dengan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal APTRI pada 26 Juli lalu di ruang Komisi XI DPR. Namun hingga kini revisi PMK tersebut belum juga terealisasi," kata Sekretaris Jenderal APTRI M. Nur Khabsyin dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Agustus 2017.

Baca: Sri Mulyani Didesak bebaskan PPN Gula Petani

Menurut Nur, dengan tidak segera dilakukannya revisi PMK tersebut, sudah satu bulan ini, gula petani tidak laku dijual dan menumpuk di pabrik. "Harga gula petani ditawar sangat rendah, di bawah Rp 9 ribu per kilogram, jauh di bawah biaya produksi, sehingga petani akan merugi. Para pedagang juga masih takut membeli gula petani karena akan ditagih PPN," ujarnya.

Nur menuturkan petani tebu tidak bisa lagi menunggu lama kepastian pembebasan PPN gula petani. Jika revisi PMK tidak diterbitkan dalam waktu dekat, dikhawatirkan para petani tebu di seluruh Indonesia akan melakukan unjuk rasa di Istana Negara. "Karena petani tebu sudah tidak tahan lagi dengan kondisi saat ini, di mana gula tani tidak laku dijual serta harganya sangat rendah," ucapnya.

Simak: PTPN Investasikan Rp 500 Miliar Perluas Lahan Tebu

Para petani tebu, menurut Nur, juga merasa aneh dengan jumlah gula di pasar masih tetap banyak walaupun tidak ada pedagang yang mau membeli gula petani. Dia menduga pasar sudah dipenuhi gula yang berasal dari operasi pasar, gula rafinasi akibat rembesan, serta gula sisa stok 2017 yang mencapai 1,2 juta ton.

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto, yang menerima APTRI di kantornya, menyatakan revisi PMK tersebut sudah memasuki tahap final. PMK itu juga sedang dimintakan paraf kepada pejabat-pejabat yang berwenang di Kementerian Keuangan, yakni Direktur Jenderal Pajak dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal. Selanjutnya, PMK itu baru akan ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani.



ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

44 menit lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

12 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya