Cuti Bersama Sebabkan Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Melambat  

Reporter

Rabu, 9 Agustus 2017 15:11 WIB

Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo membuka Seminar Nasional Big Data Globalisasi Digital: Optimalisasi Pemanfaatan Big Data untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi di Bank Indonesia, Jakarta, 9 Agustus 2017. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan pertumbuhan ekonomi Jakarta mengalami penurunan tapi masih jauh lebih baik daripada ekonomi nasional. Pernyataan Dendi tersebut menanggapi rilis Bank Indonesia tentang perekonomian DKI Jakarta pada triwulan kedua 2017 yang melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

"Penurunan pertumbuhan ekonomi sebetulnya banyak dipengaruhi faktor liburan atau cuti bersama yang lama selama triwulan tersebut," ujar Dendi, Rabu, 9 Agustus 2017.

Selain itu, menurut Dendi, berlangsungnya operasi kendaraan niaga yang lama menjadi 14 hari, padahal tahun lalu hanya 8 hari, juga menyumbang penurunan pertumbuhan ekonomi. "Ke depan yang perlu diwaspadai adalah bagaimana menggenjot belanja pemerintah ke depan, dan hal ini tidak terulang di tahun mendatang," ucapnya.

Baca: Sekda DKI: Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Mengkhawatirkan

Dendi menuturkan penurunan tersebut merupakan siklus APBN, yang pada semester pertama tahun 2017 rendah meskipun seharusnya bisa lebih baik. Menurut dia, kinerja ekspor memang bergantung pada permintaan pasar luar negeri, tapi upaya peningkatan daya saing harus terus diupayakan. "Saya kira sektor industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar, serta eceran-reparasi mobil dan sepeda motor akan tumbuh tinggi," katanya.

Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan pelambatan ekonomi di Jakarta disebabkan oleh pelemahan kinerja ekspor dan impor, juga belanja pemerintah. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan ini turun menjadi 5,96 persen year-on-year (yoy) dari 6,45 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Namun pertumbuhan ekonomi sepanjang semester pertama 2017 tercatat 6,20 persen customer-to-customer (C2C), lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 5,89 persen C2C.

BISNIS


Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

15 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

5 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

10 hari lalu

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin' Mandiri (JLM).

Baca Selengkapnya