ADB: Ekspor Naik, Ekonomi Asia Akan Tumbuh Lebih Cepat  

Reporter

Jumat, 21 Juli 2017 09:50 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) bersama Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao (kiri) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di kantor Presiden, Jakarta, 1 Februari 2017. ADB mengapresiasi pemerintah Indonesia yang telah menempuh kebijakan ekonomi di tengah ketidakpastian keuangan global. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan ekonomi Asia yang sedang berkembang akan tumbuh sedikit lebih cepat pada tahun ini. Peningkatan pertumbuhan berkat permintaan ekspor yang lebih besar daripada yang diperkirakan pada kuartal pertama.

“Kawasan Asia yang sedang berkembang mengawali tahun ini dengan baik, karena peningkatan ekspor mendorong prospek pertumbuhan seterusnya sepanjang 2017,” kata Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada, seperti dikutip dari Koran Tempo, Jumat, 21 Juli 2017.

Baca: ADB: Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Masih Terpengaruh Cina

Dalam laporan Asian Development Outlook 2017, ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan kawasan Asia dari 5,7 persen menjadi 5,9 persen pada 2017. Proyeksi untuk tahun depan juga naik dari 5,7 persen menjadi 5,8 persen. Kenaikan yang lebih kecil pada 2018 mencerminkan pandangan yang berhati-hati terkait dengan keberlanjutan dorongan ekspor tersebut.

Menurut Yasuyuki, meskipun masih ada ketidakpastian mengenai seberapa kuatnya pemulihan ekonomi global, ADB melihat perekonomian kawasan Asia siap menghadapi kemungkinan jika proyeksi tersebut meleset. Pertumbuhan gabungan untuk negara-negara industri besar diperkirakan akan tetap berada di level 1,9 persen pada 2017 dan 2018.

Berdasarkan sub-kawasan, ADB memproyeksikan pertumbuhan Asia Tenggara tetap sebesar 4,8 persen pada 2017 dan 5 persen pada 2018. Akselerasi pertumbuhan di Malaysia, Filipina, dan Singapura, meskipun tren ini sedikit tertahan akibat pertumbuhan di Brunei Darussalam, yang lebih lemah daripada harapan semula. Permintaan domestik yang kuat, khususnya pengeluaran rumah tangga dan investasi, akan menopang pertumbuhan sub-kawasan Asia Tenggara.

ADB juga merevisi naik pertumbuhan di Asia Timur menjadi 6 persen pada 2017 dan 5,7 persen pada 2018. Sebelumnya pertumbuhan di kawasan ini diperkirakan masing-masing 5,8 persen dan 5,6 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap momentum pertumbuhan kinerja ekspor dan impor Indonesia terjaga sampai semester kedua 2017. Dia mengatakan pemerintah melihat kinerja ekspor dan impor dengan siklus per satu semester. “Semester satu itu kalau dibandingkan dengan tahun lalu, ekspornya masih naik 14 persen, dan impornya naik 9 persen,” ujarnya.

Menurut Sri Mulyani, momentum pertumbuhan ekonomi masih positif pada semester pertama. “Dan ini yang kami jaga pada semester kedua.”

Badan Pusat Statistik memerinci kondisi ekonomi pada Juni 2017, nilai ekspor Indonesia turun 11,82 persen (US$ 11,64 miliar) secara year-on-year dibanding Juni 2016. Sedangkan nilai impor juga turun 17,21 persen (US$ 10,01 miliar).

GHOIDA RAHMAH | ALI NY | ANTARA

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

11 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

11 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya