Menkeu Proyeksikan Belanja 2018 Capai Rp 2.204 Triliun Lebih

Reporter

Senin, 12 Juni 2017 23:05 WIB

Sri Mulyani Indrawati. AP/Itsuo Inouye

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan belanja negara dalam RAPBN 2018 mencapai kisaran Rp 2.204 triliun-Rp 2.349 triliun, dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian domestik maupun global.

"Outlook APBN 2018 diperkirakan belanja negara mencapai Rp 2.204 triliun-Rp 2.349 triliun," katanya dalam rapat kerja pemerintah dengan Komisi XI DPR membahas asumsi dasar tahun anggaran 2018 di Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.

Ia juga menyampaikan rasio penerimaan perpajakan (tax ratio) dalam RAPBN 2018 diproyeksikan mencapai kisaran 11 persen-12 persen terhadap PDB serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 1,8 persen-2 persen terhadap PDB.

Dengan demikian, pendapatan dari sektor perpajakan apabila ditambah dari PNBP plus penerimaan hibah sekitar 0,05 persen-0,07 persen terhadap PDB, maka total penerimaan negara diperkirakan mencapai 12,9 persen-14,1 persen terhadap PDB.

Selain itu, katanya, belanja pemerintah pusat diperkirakan mencapai kisaran 5,6 persen-5,9 persen terhadap PDB, yang menjadi pagu belanja terbesar dibandingkan pagu dalam periode tahun anggaran 2016 dan 2017.

"Dengan belanja total mencapai 15,1 persen-16 persen terhadap PDB, sedangkan pendapatan negara 12,9 persen-14,1 persen terhadap PDB, maka defisit anggaran diproyeksikan mencapai 1,9 persen-2,3 persen dari PDB," ujar mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.

Dengan defisit anggaran mencapai 1,9 persen-2,3 persen terhadap PDB, maka neraca keseimbangan primer akan dijaga pada kisaran Rp50 triliun-Rp99 triliun atau kisaran minus 0,6 persen-0,4 persen terhadap PDB.

Untuk pembiayaan defisit tersebut, tambah Sri Mulyani, pemerintah akan melakukan penerbitan surat berharga negara (SBN) sebanyak 2,7 persen-tiga persen terhadap PDB dan pinjaman pada kisaran 0,3 persen-0,5 persen terhadap PDB.

Pengeluaran pembiayaan juga dilakukan untuk amortisasi 0,5 persen-0,7 persen terhadap PDB serta Penyertaan Modal Negara untuk Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dan investasi lainnya 0,2 persen-0,4 persen terhadap PDB.

"Semua itu dilakukan dengan menjaga postur rasio utang dari PDB, yaitu sebesar 27 persen-29 persen terhadap PDB," ujarnya.

Seluruh perkiraan postur RAPBN 2018 tersebut disusun melalui asumsi dasar makro antara lain pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4 persen-6,1 persen, inflasi sebesar 2,5 persen-4,5 persen, nilai tukar Rp13.500 per dolar AS-Rp13.800 per dolar AS serta suku bunga SPN 4,8 persen-5,6 persen.

Kemudian, harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada kisaran 45 dolar AS-60 dolar AS per barel serta lifting migas 1.965 ribu-2.050 ribu barel per hari, dengan rincian lifting minyak bumi 771 ribu-815 ribu barel per hari dan gas bumi 1.194 ribu-1.235 ribu barel setara minyak per hari.


ANTARA

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

5 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

3 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya