Begini Penjelasan Kenapa Harga Minyak Dunia Terus Melejit  

Reporter

Rabu, 17 Mei 2017 08:28 WIB

AP/Sue Ogrocki

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia jenis Brent kembali naik 30 sen menjadi US$ 52,12 per barel pada Selasa, 16 Mei 2017, waktu London. Kenaikan ini terjadi setelah produsen minyak, seperti Arab Saudi, Rusia, dan Kuwait, bersepakat mengurangi pasokan demi menahan berlebihnya pasokan secara global. Rencananya, pengurangan pasokan akan dilakukan hingga Maret 2018.

Berdasarkan laporan Reuters, Selasa, 16 Mei 2017, kenaikan harga juga terjadi pada minyak mentah produksi Amerika Serikat yang mencapai 25 sen atau menjadi US$ 49,10 per barel. Dua jenis minyak yang menjadi patokan harga minyak dunia tersebut telah naik lebih dari US$ 5 per barel setelah bertengger di posisi paling rendah dalam lima bulan terakhir.

Arab Saudi dan Rusia menyetujui perpanjangan pemotongan pasokan minyak mentah 1,8 juta barel per hari (bph) selama sembilan bulan sampai akhir Maret 2018. Menteri perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq juga mendukung rencana yang diinisiasi dua negara tersebut. Negara-negara anggota Organisasi Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) lain juga diperkirakan mendukung langkah tersebut. Keputusan ini akan diumumkan pada pertemuan OPEC di Wina, Austria, 25 Mei mendatang.

Baca: Harga Minyak Dunia Melemah Saat Pasokan dari Libya dan AS Naik

Analis Goldman Sachs mengatakan kesepakatan tersebut mungkin akan memperpanjang rebound harga minyak. "Meskipun kenaikan harga kali ini masih lebih rendah dibandingkan dengan dampak pemotongan stok OPEC yang dilakukan tahun lalu."

Goldman Sachs menyatakan pasokan tetap banyak karena ada anggota OPEC yang tidak diwajibkan mengurangi pasokan, seperti Libya dan Nigeria. Goldman Sachs memprediksi rally kenaikan harga minyak untuk kuartal ketiga 2017 bisa mencapai US$ 57 per barel.

Analis investasi Rivkin Securities, James Woods, berujar, kendati OPEC mengurangi pasokan, stok minyak dunia akan tetap banyak. "Seperti yang telah kita lihat selama enam bulan terakhir, persediaan dan produksi Amerika tetap meningkat. Pada tahap ini, agak sulit menghentikannya." Produksi minyak Amerika memang terus menanjak hingga lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016 dengan volume 9,3 juta barel per hari.

Simak: Harga Minyak Dunia Terpukul Data Cadangan Amerika Serikat

Analisis serupa juga diungkapkan Badan Energi Internasional (IEA). Lembaga ini memprediksi, kendati sejumlah negara anggota OPEC mengurangi pasokan hingga 1,8 juta barel per hari, permintaan minyak global masih lebih rendah, yakni di level 1,3 juta barel per hari. Rendahnya permintaan ini karena penurunan permintaan di negara-negara konsumen minyak terbanyak, seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Turki.

Berdasarkan data IEA, permintaan minyak Amerika Serikat pada Februari lalu menunjukkan penurunan cukup besar dibanding pada empat tahun terakhir ke level 495 ribu bph. India juga diperkirakan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak menjadi hanya 200 ribu bph. IEA memprediksi negara yang konsumsi minyaknya masih tinggi adalah Cina, yang bertahan di level 425 ribu bph.

PRAGA UTAMA




Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

10 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

11 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

11 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya