Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, mengatakan sentimen positif dari bank sentral AS (The Fed) yang mempertahankan suku bunga, serta langkah Bank Indonesia yang memangkas suku bunga tergerus oleh sentimen harga minyak mentah dunia. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, New York - Harga minyak dunia memperpanjang penurunannya pada Rabu atau Kamis pagi WIB karena data resmi menunjukkan kenaikan mingguan pertama dalam pasokan bensin AS di dua bulan terakhir.
Persediaan bensin AS meningkat sebesar 1,5 juta barel pada pekan lalu, menentang konsensus pasar untuk penurunan 2,0 juta barel, menurut laporan mingguan yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu,19 April 2017.
Namun demikian, persediaan minyak mentah AS turun sebesar 1,0 juta barel pada pekan lalu menjadi 532,3 juta barel, kata EIA.
Selain itu, harga minyak berada di bawah tekanan karena dolar AS yang lebih kuat mengurangi sentimen para investor, membuat minyak berdenominasi dolar AS kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,23 persen menjadi 99,731 di akhir perdagangan pada Rabu, 19 April 2017.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 1,97 dolar AS menjadi menetap di 50,44 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, turun 1,96 dolar AS menjadi ditutup pada 52,93 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.