Sri Mulyani Pilih Beberapa Opsi Proyek LRT  

Reporter

Rabu, 8 Februari 2017 10:03 WIB

Presiden Jokowi (kedua dari kanan), berbincang dengan Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kanan),saat pengarahan Tax Amnesty di Istana Negara, 28 Juli 2016. Terlihat di belakang, Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan Menkopolhukam Wiranto. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah sedang menggodok skema pendanaan pembangunan proyek light rapid transit (LRT). Hal ini dilakukan untuk memastikan proyek dapat berjalan dan selesai sesuai dengan tenggat yang ditentukan. “Ada beberapa opsi,” kata dia seusai rapat di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Selasa, 7 Februari 2017.

Baca: PDB Perikanan Melambat, Dua Hal Ini Pemicunya

Aneka opsi itu, Sri menjelaskan, antara lain pembentukan konsorsium yang bisa didukung penjaminan pemerintah, tambahan modal kepada konsorsium Adhi Karya, atau PSO (public service obligation). “Dalam bentuk PSO, pemerintah menjamin pengembalian dana investasinya,” ujarnya.

Saat ini, ada dua proyek LRT garapan pemerintah pusat yang berlokasi di Palembang dan Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek). Nilai kedua megaproyek LRT yang secara total lebih dari Rp 30 triliun itu belakangan menimbulkan masalah. Pasalnya, dana negara tidak cukup menanggung seluruh biaya proyek.

Padahal, berdasarkan peraturan presiden yang ada, keduanya harus dilaksanakan menggunakan APBN. Proyek LRT Palembang dibangun untuk mendukung perhelatan Asian Games pada Agustus 2018. Proyek senilai Rp 12 triliun ini digarap BUMN PT Waskita Karya Tbk. Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim proyek tersebut tidak terhambat masalah pembiayaan.

Baca: Bantuan Non Tunai ke 1,4 Juta Keluarga Mulai Disalurkan

Dengan demikian, kata dia, pengerjaan proyek masih berjalan dan bisa selesai sebelum Asian Games. Sementara itu, proyek LRT Jabodebek yang dikerjakan PT Adhi Karya terhambat masalah pendanaan. “Makanya kami sedang pertimbangkan sejumlah opsi.” Pilihan opsi itu, kata Luhut, bisa dikombinasikan sehingga target penyelesaian proyek LRT Jabodebek pada kuartal I 2019 bisa terkejar.

Baca: Jokowi Minta Sistem Kredit Usaha Rakyat Diperbaiki

“Kami mencari cara bagaimana agar pendanaan ini dari PSO jalan, dari penjaminan juga jalan, kemudian lebih fleksibel kepada investor.” Dengan skema itu, menurut dia, Adhi Karya tak hanya berperan sebagai kontraktor, tapi juga investor.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan selaku penanggung jawab proyek telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan agar proyek menggunakan anggaran tahun jamak selama 10 tahun.

Skemanya, penggarap proyek menalangi biaya di awal. Pemerintah juga tengah mempertimbangkan kemungkinan melibatkan perusahaan pembiayaan milik negara.

Pembangunan LRT Jabodebek dibagi menjadi dua tahap dengan setiap tahapan terdiri atas tiga lintas pelayanan, yakni tahap pertama meliputi lintas layanan Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang-Dukuh Atas. Adapun tahap dua lintas pelayanan Cibubur-Bogor, lalu Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol.

Kendala Pembiayaan juga dihadapi PT Jakarta Propertindo (Jakpro), BUMD Provinsi DKI Jakarta yang menjadi penanggung jawab proyek LRT lainnya yang berlokasi di Kelapa Gading dan Rawamangun, Jakarta Timur.

Jakpro mengakui mengalami kekurangan dana sekitar Rp 2 triliun untuk penyelesaian proyek LRT senilai Rp 5,2 triliun plus proyek renovasi kompleks velodrome Jakarta yang menjadi salah satu arena Asian Games 2018.

Senin lalu, Presiden Joko Widodo memutuskan target penyelesaian proyek LRT Jabodebek yang seharusnya pada 2018 diundur ke kuartal I 2019. Presiden tak menyebutkan alasan pengunduran tersebut. “Kita memang belum punya pengalaman di pembangunan LRT, MRT, ataupun kereta cepat. Saya harapkan, dari pembangunan pertama ini, kita mendapatkan pembelajaran, alih teknologi, untuk manfaat ke depan,” ujar Jokowi.

DESTRIANITA | ISTMAN M.P. | PRAGA UTAMA

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

1 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

13 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya