Banyak Kecelakaan, JK Minta Sistem Transportasi Dibenahi

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 31 Januari 2017 16:54 WIB

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (tengah) menghadiri acara Tempo Economic Briefing di Jakarta, 27 Oktober 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan angka kecelakaan transportasi di Indonesia masih cukup tinggi. Karena itu, masih banyak hal yang mesti diperbaiki untuk membenahi sistem transportasi dalam negeri.

"Masih banyak hal yang harus kita perbaiki dalam sistem transportasi," kata Wapres JK Selasa, 31 Januari 2017, dalam acara penyerahan penghargaan bidang perhubungan darat tahun 2016, di Istana Wakil Presiden, Jakarta.

Wapres JK mengatakan ukuran baik-buruk sistem transportasi paling tidak ditentukan dua hal, yakni kelancaran dan keamanan. Kelancaran, kata Wapres JK, dapat dihitung berapa rata-rata kecepatan yang bisa ditempuh. Untuk perkotaan, misalnya, kecepatan sebelumnya bisa mencapai 30 kilometer per jam, kini sebagian besar kota di bawah 20 kilometer per jam.

Baca: Sri Mulyani: Negara Siapkan Rp 22 T untuk Beasiswa LPDP


Sementara untuk keamanan bisa terlihat dari tingkat kecelakaan. Kalla menyebut, pada 2016, terjadi kenaikan tingkat kecelakaan. Tingkat kecelakaan yang dicatat kepolisian pada 2016 hampir 100 ribu kecelakaan yang terjadi, sementara yang meninggal lebih 23 ribu jiwa. Karena itulah, Kalla menyebut banyak hal yang mesti diperbaiki dalam sistem transportasi.

Lebih lanjut, Wapres JK mengatakan, memperbaiki kualitas transportasi bukan pekerjaan gampang. Sebab, paling tidak ada delapan faktor yang mempengaruhi kualitas transportasi. Pertama, jumlah penduduk, dimana jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat, sehingga kebutuhan transportasi juga meningkat. Kedua, jumlah kendaraan yang juga terus meningkat.

Baca: Ditjen Pajak Kirim Lagi Satu Juta Email Ajakan Tax Amnesty


Ketiga, adalah pertumbuhan ekonomi. "Karena orang beli mobil kalau pertumbuhan ekonominya lebih baik. Dan apabila ada pertumbuhan ekonomi naik, maka arus barang juga bertambah, ya, arus barang bertambah," kata Kalla.


Keempat adalah infrastruktur, yakni panjang jalan, kualitas jalan. Kalau jumlah penduduk dan kendaraan naik, namun jumlah dan panjang jalan tidak ditambah, pasti akan menimbulkan kemacetan yang panjang.

Kelima, adalah jumlah angkutan umum yang ada. Keenam, manajemen lalu lintas. Ketujuh, disiplin masyarakat. Dan kedelapan, disiplin petugas. "Jadi baik-buruknya suatu transportasi banyak faktornya, dan faktor itu saling berpengaruh satu sama lain," kata Kalla.

AMIRULLAH SUHADA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

24 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

28 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

30 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

30 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

37 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

39 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

52 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

5 Maret 2024

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya