Tamu undangan memperhatikan layar pergerakan index saham di Lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 26 Agustus 2016. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan lagi, indeks mencatatkan penurunan 0,23% menjadi 5.441,50. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya menggenjot jumlah emiten yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan nama di bursa saham sepanjang tahun ini. Pasalnya, pencapaian penambahan jumlah emiten di 2016 yang hanya sebanyak 16 emiten itu termasuk yang terendah dalam kurun tujuh tahun terakhir.
Oleh karena itu OJK pun berupaya untuk menarik minat perusahaan-perusahaan agar bergabung di pasar modal, tak terkecuali bagi emiten di daerah. "Salah satunya adalah melakukan penyampaian surat penyertaan pendaftaran untuk IPO langsung di daerah masing-masing, tidak perlu lagi harus ke Jakarta," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida, dalam konferensi pers, di Gedung BEI, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.
Ke depan, perusahaan di seluruh Indonesia dapat langsung menyerahkan berkas-berkas dan surat penyertaan pendaftaran IPO ke kantor perwakilan OJK yang ada di setiap provinsi, atau tak lagi harus ke kantor pusat OJK di Jakarta. "Secara aturan tidak ada yang melarang, jadi nanti tidak masalah kalau emiten langsung serahkan ke kantor OJK di daerah mereka," katanya.
OJK bekerja sama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan melengkapi layanan dengan fasilitas konsultasi bernama Pusat Informasi Go Public. "Kami sudah banyak melakukan sosialisasi di sejumlah daerah dan memang banyak emiten yang tertarik karena dipermudah," kata Nurhaida.
OJK juga akan menindaklanjuti minat perusahaan-perusahaan di daerah itu agar dapat segera direalisasikan. "Khususnya untuk perusahaan yang memang dari sisi manajemen dan bisnis sudah baik, akan kami dorong untuk go public."
Tak hanya dengan perusahaan-perusahaan di daerah, Nurhaida mengatakan pihaknya juga akan menindaklanjuti hasil kerja sama sosialisasi IPO dengan perusahaan BUMN dan anak usahanya, Kamar Dagang dan Industri (KADIN), hingga start up.
Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya
9 Juni 2023
Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya
Tercatat pada April 2023, kredit perbankan tumbuh 8,08 persen year on year (yoy), lebih kecil ketimbang pertumbuhan kredit pada Maret 2023 yang mencapai 9,52 persen.