2017, Investasi Swasta Bakal Menopang Ekonomi Indonesia  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 11 Januari 2017 13:29 WIB

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Juni 2016. Penghapusan ribuan perda tersebut karena menghindari polemik sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi baik makro maupun mikro. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia dalam laporannya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,3 persen pada 2017. Peningkatan ini terutama didukung meningkatnya sektor investasi swasta, sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi global tahun ini diprediksi juga meningkat menjadi 2,7 persen dari sebelumnya 2,3 persen.

Perbaikan ekonomi global ini terutama didorong pemulihan perekonomian di negara-negara berkembang yang diprediksi tumbuh 4,2 persen pada 2017, naik dari tahun lalu sebesar 3,4 persen. Hal itu dipengaruhi ekspektasi perbaikan harga komoditas global, terutama minyak dunia. Pertumbuhan ekonomi negara maju menunjukkan pemulihan terbatas, yaitu sebesar 1,8 persen atau naik dari tahun lalu sebesar 1,6 persen.

“Selanjutnya, ini akan mendorong perbaikan kinerja ekspor, khususnya bagi negara pengekspor komoditas pasar, termasuk Indonesia,” ucap ekonom dari Bank Pertama, Josua Pardede, ketika dihubungi Tempo, Rabu, 11 Januari 2017.

Baca: Bank Dunia Klaim Kemiskinan Global Turun 10 Persen

Meski demikian, Josua mengatakan Indonesia dan negara berkembang lain perlu mengantisipasi risiko dan tantangan global tahun ini, antara lain ketidakpastian prospek perdagangan dunia serta kebijakan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat. “Kemudian pelemahan investasi yang melambat serta pertumbuhan produktivitas yang melambat.”

Menurut Josua, tren perlambatan ekonomi Cina juga diperkirakan memberikan efek domino kepada sebagian besar negara berkembang. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diprediksi moderat sebesar 5,1-,52 persen. Kredibilitas kebijakan fiskal dinilai Josua sebagai kunci menjaga pertumbuhan ekonomi dengan memberikan stimulasi kepada komponen yang ada.

“Kebijakan fiskal ekspansif, tapi tetap dalam prinsip kehati-hatian dengan melakukan efisiensi belanja barang dan memprioritaskan belanja infrastruktur,” tuturnya.

Baca: Suku Bunga The Fed Naik 2017, Ini Antisipasi BI

Kemudian pelonggaran kebijakan moneter pada 2016 diperkirakan akan tetap menjaga daya beli masyarakat tahun ini. “Dengan demikian, konsumsi masyarakat masih akan menjadi kontributor ekonomi Indonesia,” kata Josua.

Josua berujar, fundamental ekonomi Indonesia yang kuat serta didukung reformasi kebijakan struktural melalui percepatan kebijakan deregulasi ekonomi dan percepatan infrastruktur berpotensi mendorong perbaikan investasi, khususnya di sektor riil. “Multiplier effect akan lebih besar pada pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

GHOIDA RAHMAH




Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

14 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

17 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

7 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya