Heri Gunawan: Tren Pelambatan Warnai Pertumbuhan 2016

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 4 Januari 2017 01:20 WIB

Pimpinan Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional 2016 masih diwarnai tren perlambatan dan kualitas pertumbuhan yang belum membaik. "Walau sudah di atas lima persen, target pertumbuhan dalam APBN 2016 yang dipatok 5,2 persen tidak tercapai," kata Heri dalam keterangan pers, Selasa, 3 Januari 2017.

Dia mengatakan kualitas pertumbuhan yang ada juga belum menyerap tenaga kerja secara maksimal. Berdasarkan data Bappenas 2016, estimasi pertumbuhan satu persen hanya mampu menyerap 110 ribu tenaga kerja. Angka ini menurun dibanding lima tahun sebelumnya yang mencapai 225 ribu serapan tenaga kerja.

Heri mengemukakan ada beberapa masalah yang masih membelit sektor ketenagakerjaan.

Menurut mantan Wakil Ketua Komisi VI DPR tersebut, saat ini, persentase pekerja masih didominasi mereka yang berpendidikan rendah (60,24 persen).

Pekerja berpendidikan menengah 27,24 persen dan yang berpendidikan tinggi 12,24 persen. Dari data ini, 50 persen penduduk masih bekerja di sektor informal.

Heri menambahkan, tingkat penyerapan tenaga kerja industri menurun dari 15,97 juta pada Februari menjadi 15,54 juta pada Agustus. Apalagi ada data yang memperlihatkan 23,26 juta penduduk menjadi setengah pengangguran dan 8,97 juta masih bekerja separuh waktu.

“Pengangguran harus diatasi lebih serius. Dari indikator yang ada, kesejahteraan belum menunjukkan pencapaian yang memuaskan,” kata Heri.

Di sektor perdagangan, neracanya belum membaik. Surplus yang ada disebabkan penurunan nilai impor, sementara kinerja ekspor mulai sedikit membaik.

Nilai total ekspor Indonesia periode Januari-Oktober 2016 mencapai 117,09 miliar dolar Amerika Serikat, menurun 8,04 persen dibanding periode yang sama 2015.

“Kinerja perdagangan yang belum membaik tersebut mengancam cadangan devisa dan stabilitas rupiah yang relatif rentan terhadap penurunan,” ujarnya.

Heri juga memberi catatan kritis atas ketimpangan Jawa dan luar Jawa yang dipicu investasi. Realisasi investasi Januari-September 2016 masih terpusat di Jawa yang mencapai Rp 203,2 triliun. Butuh keseriusan untuk meningkatkan investasi di luar Jawa.

“Penyederhanaan izin dan fasilitasi penyelesaian permasalahan yang dihadapi investor harus menjadi fokus pemerintah, baik di pusat maupun daerah,” ujar Heri.

ANTARA

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

43 detik lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

14 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya