Norwegia Nantikan Iklim Investasi yang Atraktif di Indonesia

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 28 September 2016 23:21 WIB

AP/Sue Ogrocki

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan asal Norwegia menantikan adanya iklim investasi yang atraktif untuk meningkatkan eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia. Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik mengatakan pihaknya bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membicarakan sejumlah persoalan.

Di sektor energi, lanjutnya, ada dua pokok pembicaraan, yakni proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan proyek hulu migas. Dia mengungkapkan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan PLTA, sementara Norwegia merupakan negara yang kebutuhan listriknya sebanyak 90 persen dipasok oleh PLTA (hydro power).


"Namun, untuk oil and gas, kami ingin membantu untuk meningkatkan eksplorasi migas di Indonesia. Hanya saja, kami masih menanti agar iklim investasi lebih atraktif," katanya di Konpleks Istana Negara, Rabu, 28 September 2016.


Menurutnya, biaya yang dikeluarkan untuk investasi eksplorasi hulu migas sangat mahal di Indonesia. Dengan risiko yang besar dalam eksplorasi migas, lanjutnya, memang seharusnya ada jaminan yang diberikan pemerintah melalui biaya operasi yang dapat dikembalikan ke kontraktor atau biasa disebut sebagai cost recovery.


Norwegia juga salah satu negara yang menerapkan sistem cost recovery seperti halnya Indonesia. Untuk itulah, dia berharap agar iklim investasi migas di Indonesia semakin atraktif khususnya bagi investor asing.


"Jika iklim investasi hulu migas atraktif, saya kira tidak hanya Statoil saja, tetapi perusahaan migas Norwegia lainnya akan turut berinvestasi di Indonesia," katanya.


Advertising
Advertising

Statoil merupakan perusahaan migas terbesar di Norwegia. Di Indonesia, Statoil mengelola sebagai operator sejumlah blok migas, misalnya Blok Karama, Blok Aru Through I dan Blok Halmahera II. Selain itu, Statoil juga memiliki hak partisipasi di sejumlah lapangan misalnya Blok North Ganal, Blok Aru dan Balok West Papua IV.


Adapun, pemerintah akan melonggarkan ketentuan perpajakan bagi industri hulu migas. Kendati, pada saat yang bersamaan, pemerintah meminta adanya pembagian keuntungan lebih saat terjadi windfall profit pada sektor ini.


Rencana kebijakan yang akan memunculkan rezim baru ini diatur dalam revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 79/2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Perpajakan Bagi Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi.


BISNIS

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

22 Januari 2021

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya