Direksi BRI memegang replika BRIsat usai konferensi pers di Gedung BRI, Jakarta, Kamis, 9 Juni 2016. Tempo/Vindry Florentin
TEMPO.CO, Cayenne - Peluncuran BRIsat, satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (persero), tertunda lantaran masalah teknis. Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengaku baru mengetahui masalah ini saat berada di pesawat Air France, yang membawanya dari Paris, Prancis, ke Cayenne, Guyana Prancis.
"Saya sendiri diberi pemberitahuan mendadak," ujarnya di Bandara Felix Eboue, Cayenne, Rabu, 15 Juni 2016.
Asmawi mengatakan masalah yang menimpa roket Ariane 5, peluncur BRIsat, berbeda dengan anomali yang terjadi sepekan sebelumnya. Namun Asmawi mengelak memberi keterangan lebih rinci. "Biar manajemen Arianespace yang menjelaskan," ucapnya.
Kepala Eksekutif Arianespace Stephane Israel menuturkan penundaan peluncuran BRIsat karena masalah pada koneksi elektrikal roket peluncur satelit.
Israel memperkirakan penundaan peluncuran BRIsat berlangsung selama sebelas jam. Selama waktu tersebut, teknisi Arianespace mencoba memperbaiki masalah pada roket Ariane 5, yang membawa BRIsat dan satelit lain milik perusahaan asal Amerika Serikat. Karena itu, rencana peluncuran baru akan berlangsung pada Jumat petang, 17 Juni 2016, waktu Kourou.
Dengan demikian, rencana peluncuran BRIsat tertunda dua kali. Pekan lalu, Arianespace menunda peluncuran satelit pertama di dunia yang dimiliki perusahaan perbankan ini lantaran anomali pada sambungan peluncur roket.
BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), mengambil bagian dalam mendukung peran wanita melalui berbagai macam program pemberdayaan seperti Program BRI Bertani di Kota (BRInita).
Peran Holding Ultra Mikro Meningkatkan Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan
15 hari lalu
Peran Holding Ultra Mikro Meningkatkan Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank yang memiliki fokus bisnis pada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), memiliki target pencapaian 90 persen dari inklusi keuangan di tahun 2025 dengan target porsi pinjaman untuk UMKM mencapai 85 persen.