Bank Dunia Revisi Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 8 Januari 2016 04:14 WIB

Keluarga yang tinggal di gerobak atau disebut manusia gerobakterlihat ceria saat menunggu pergantian tahun di pinggir Jalan Margonda, Depok, Rabu malam, 31 Desember 2014. Kemiskinan masih menjadi salah satu permasalahan yang masih belum dapat diatasi hingga saat ini. Tempo/Ilham Tirta.

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 2,9 persen. Terakhir, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3 persen pada Juni 2014. Meski memangkas 0,4 persen, pertumbuhan tahun ini diprediksi masih tumbuh lebih tinggi ketimbang tahun lalu sebesar 2,4 persen.

Penurunan proyeksi ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan di negara-negara berkembang. Perlmabatan ini akan menghambat upaya pengentasan kemiskinan dan pemerataan kesejahteraan. Pasalnya, lebih dari 40 persen penduduk miskin dunia berada di negara berkembang yang tengah melambat.

“Negara berkembang sebaiknya berfokus pada situasi pelemahan ekonomi dan berupaya melindungi kaum yang paling rentan,” kata Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim, dalam siaran persnya, Rabu, 7 Januari 2016.

Kim mengatakan upaya reformasi dan tata kelola pemerintahan serta dunia bisnis harus terus dilanjutkan agar menekan dampak perlambatan ekonomi di negara maju.

Pertumbuhan yang lebih kuat tahun ini akan bergantung pada momentum di negara maju, stabilisasi harga komoditas, dan transisi gradual Cina terkait dengan model pertumbuhan yang bertumpu pada konsumsi dan sektor jasa.

Bank Dunia memprediksi ekonomi di negara berkembang akan tumbuh 4,8 persen. Angka ini lebih rendah dari harapan pada 2015, namun lebih baik dari saat pascakrisis tahun lalu 4,3 persen.

Cina diprediksi masih akan melambat. Begitu juga Rusia dan Brazil yang diperkirakan masih dalam masa resesi. India diprediksi akan mengawali pertumbuhan positid di Asia Timur. Inisiatif Trans Pasific Partnership, diprediksi akan mendorong perdagangan.

TRI ARTINING PUTRI

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

12 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

23 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

7 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya