Pemerintah Mengajukan Skema Utang Baru

Reporter

Editor

Rabu, 1 Februari 2006 15:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah telah mengajukan pinjaman dari pemerintah Jepang untuk membiayai sembilan proyek baru. Nilai total kesembilan proyek itu mendekati US$ 1 miliar (setara Rp 9,3 triliun).Menko Perekonomian Boediono menilai suku bunga pinjaman yang ditawarkan pemerintah Jepang masih lebih murah dibandingkan negara kreditur atau lembaga pembiayaan lain. Karena itu, Indonesia tetap akan memanfaatkan tawaran Jepang kendati telah menaikkan suku bunga pinjaman dari 1,3 menjadi 1,5 persen tahun ini. “Secara umum pinjaman dari Jepang bunganya cukup murah daripada sumber lain,” katanya usai membuka rapat teknis Badan Pusat Statistik (BPS), di Jakarta, Rabu (1/2).Namun, Boediono menegaskan, usulan pinjaman itu sifatnya belum final. Pemerintah akan mengkaji lagi proyek-proyek yang diusulkan itu berdasarkan skala prioritas dan beban bunga. “Secara umum kita memang memerlukan (pinjaman Jepang). Tetapi kita akan kaji lagi. Kalau memang ada proyek yang beban bunganya atau persyaratannya terlalu berat, kita akan pertimbangkan,” ujarnya. Selain Jepang, pemerintah juga mengajukan pinjaman baru kepada kreditur lain seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Tetapi Boediono mengaku tidak tahu berapa angka tepatnya. Yang jelas, pinjaman terbesar memang berasal dari ketiga sumber itu. Ia menuturkan, usulan utang juga diajukan ke beberapa negara di Eropa melalui forum Consultative Group on Indonesia (CGI). Sejauh ini, belum diputuskan kapan forum itu akan diselenggarakan dan berapa pinjaman baru yang akan diajukan. Sebelumnya, Deputi Menko Perekonomian Bidang Pembiayaan dan Kerjasama Internasional Mahendra Siregar mengatakan proyek-proyek yang akan dibiayai dari pinjaman Jepang akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia. Misalnya, infrastruktur listrik, transportasi, dan pedesaan.Mahendra menjelaskan, 30 persen pinjaman (sekitar US$ 300 juta atau setara Rp 2,8 triliun) akan dikenai persyaratan baru berupa kenaikan tingkat suku bunga dan dana pendamping (dari 15 menjadi 25 persen). Misalnya, proyek pengairan di Semarang dan peningkatan Sumber Daya Manusia di pemerintahan akan dikenai skema ini. Selain itu, ada proyek yang hanya dinaikkan dana pendampingnya (preferential terms) yaitu infrastruktur pedesaan. Retno Sulistyowati

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

9 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

10 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

53 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya