Ini Prediksi IMF pada Negara yang Bergantung Ekspor Minyak

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 29 September 2015 23:00 WIB

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dalam jumpa pers seusai melakukan pertemuan tertutup dengan pimpinan DPR RI di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 2 September 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara yang bergantung kepada ekspor komoditas seperti logam atau minyak akan menghadapi tantangan pertumbuhan jangka panjang karena kejatuhan harga komoditas tersebut, kata Dana Moneter Internasional (IMF).

Menurut AFP, IMF mengatakan bahwa penurunan harga komoditas setelah "booming" pada tahun 2000-an saat ini pada siklus yang membuat produsen menderita. Setelah pendapatan mereka melonjak maka sekarang pendapatan menurun karena anjloknya harga-harga.

IMF mengatakan, dalam laporan baru World Economic Outlook, bahwa kemerosotan harga juga bisa mengakibatkan ke depan investasi di negara-negara produsen akan menurun, sehingga membatasi potensi pertumbuhan mereka.

IMF mengatakan banyak negara-negara pengekspor telah bersiap untuk menghadapi kemerosotan saat ini, dengan melakukan penghematan untuk persiapan menghadap pelambatan industri, dan membiarkan mata uang mereka menyesuaikan diri dengan pasar, sehingga dampaknya sedikit kurang keras.

Yang mereka hadapi, rata-rata, kehilangan sekitar 1,0 persentase poin pertumbuhan per tahun selama periode 2015-2017, dengan eksportir minyak dan gas terpukul jauh lebih keras, kata IMF.

Disebutkan beberapa pengeluaran domestik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi bisa membantu, tapi akan terbatas.

IMF menyarankan pemerintah harus fokus seperti pada banyak reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, termasuk membuka hambatan dan memperbaiki inefisiensi produksi.

"Para pembuat kebijakan harus realistis tentang potensi pertumbuhan di negara-negara yang bergantung pada ekspor komoditas," kata IMF, memperingatkan bahwa pelambatan ini "bahkan bisa lebih besar dari yang dialami di masa lalu."

ANTARA

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

9 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

11 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

12 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya