Pertumbuhan Ekonomi NTB Tertinggi di Indonesia, Capai 16,51%

Reporter

Senin, 10 Agustus 2015 22:00 WIB

AP /Schalk van Zuydam

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat merilis laju pertumbuhan ekonomi daerah itu pada triwulan II/2015 tumbuh sebesar 16,51 tahun ke tahun (yoy), atau paling tinggi dibanding seluruh 33 provinsi lain di Indonesia.

"NTB paling tinggi kalau dilihat secara yoy, mengalahkan Sulawesi Tengah 15,72 persen dan Papua 12,77 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik NTB Wahyudin, di Mataram, Senin (10 Agustus 2015).

Meskipun paling tinggi, kata Wahyudin, pertumbuhan ekonomi NTB hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 0,14 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kontribusi paling besar terhadap perekonomian nasional paling tinggi adalah Jawa Timur dan daerah-daerah industri lainnya di Indonesia," ujarnya.

Wahyudin menyebutkan, struktur perekonomian NTB menurut lapangan usaha pada triwulan II/2015 (yoy) didominasi oleh tiga kategori usaha utama, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 23,09 persen, pertambangan dan penggalian 19,07 persen dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 12,59 persen.

Penyebab tingginya pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan II/2015 (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya karena pertumbuhan yang sangat signifikan pada kategori pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 75,47 persen (yoy).

Kemudian diikuti sektor jasa keuangan 9,37 persen dan kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 9,23 persen.

Tingginya pertumbuhan kategori pertambangan dan penggalian didorong oleh peningkatan produksi pertambangan bijih logam dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).

Berlakunya Undang-Undang Minerba yang melarang ekspor bahan galian (konsentrat) hingga triwulan II/2014 berakibat produksi konsentrat PT NNT, tidak maksimal.

Namun sejak September 2014, pemerintah memberikan kelonggaran terhadap pelaksanaan Undang-Undang Minerba berupa diizinkannya kembali ekspor bahan galian (konsentrat) dengan syarat ketentuan khusus, membuat PT NNT kembali meningkatkan produksinya.

"Kemudian mulai triwulan I/2015 hingga triwulan II/2015, produksi PT NNT terus mengalami peningkatan," ujar Wahyudin.


ANTARA

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

11 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

12 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya