Likuiditas Ketat, Bank Akan Perang Bunga Simpanan

Reporter

Selasa, 28 April 2015 00:13 WIB

Anggito Abimanyu. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Rakyat Indonesia Anggito Abimanyu memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat 4,9 - 5 persen di kuartal satu 2015 mempengaruhi bisnis perbankan. Kondisi ini akan menekan likuiditas perbankan.


Anggito mengatakan likuditas bank umum di rekening Bank Indonesia bakal menurun drastis. “Ini menunjukkan likuiditas akan semakin ketat," katanya di Jakarta Senin, 27 April 2015.


Saat pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi 5,7 persen, potensi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang bisa dikantongi perbankan mencapai Rp 600 triliun. Namun terjadinya perlambatan ekonomi potensi DPK melorot menjadi Rp 484,9 triliun.


Anggito menilai pemerintah harus kerja ekstra keras menggenjot ekonomi untuk memulihkan dampak perlambatan ekonomi. Tujuannya agar kegiatan ekonomi terus berjalan dan mengerek pendapatan masyarakat. Pendapatan yang meningkat akan meningkatkan tabungan masyarakat di bank.


Dengan likuiditas yang ketat, Anggito memprediksi bank-bank akan berebut DPK. Perebutan itu bisa berupa perang bunga deposito untuk menarik dana masyarakat. Namun bank-bank BUMN telah bersepakat tidak mengibarkan bendera perang bunga simpanan. Apalagi setelah Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan aturan pembatasan tingkat suku bunga simpanan.


Advertising
Advertising

Anggito mengatakan pemerintah juga bisa berperan mengurangi tekanan pada likuiditas perbankan. Caranya: pemerintah mengajukan perubahan APBN Perubahan 2015 terbatas ke Dewan Perwakilan Rakyat. Usulan perubahan itu khusus untuk menurunkan target perpajakan dan rasionalisasi belanja modal pada Kementerian dan Lembaga.



Anggito menilai dengan kondisi fundamental ekonomi seperti sekarang membuat target pajak sebesar Rp 1.294 triliun dalam APBN Perubahan 2015 terlihat tinggi. "Target pajak yang tinggi itu memberi kekhawatiran pelaku bisnis di dalam negeri," ujarnya. Menurut Anggito, perubahan target pajak yang rasional akan mengurangi tekanan pada likuiditas perbankan dan mendorong pertumbuhan aktivitas dunia usaha dan sektor riil.




TRI ARTINING PUTRI | ANTARA




Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

6 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

9 hari lalu

Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

Bank Islam terbesar di Abu Dhabi ADIB dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham minoritas senilai sekitar $1,1 miliar di BSI.

Baca Selengkapnya

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

11 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

11 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya