Sejumlah pekerja mengecek dan melipat surat suara Pemilu, di salah satu percetakan pemenang tender pencetakan surat suara, di Jakarta, Minggu (9/2). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan ekonomi dari Perkumpulan Prakarsa, Wiko Saputra, memprediksi adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi pada tahun pemilu seperti saat ini. "Pasti akan ada pertumbuhan, diukur dari percepatan peredaran uang yang mendorong naiknya belanja konsumsi," ujarnya dalam diskusi di kantor International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Selasa, 4 Maret 2014.
Wiko menjelaskan bahwa belanja konsumsi memang akan memberi sumbangan besar bagi pertumbuhan. Namun kontribusi tinggi yang berasal dari konsumsi bukanlah hal yang baik. "Karena pertumbuhan ekonomi yang baik bukan didorong konsumsi, melainkan investasi," ucapnya.
Direktur Eksekutif INFID Sugeng Bahagijo berpendapat bahwa politik uang pasti akan terjadi. Ia pun berharap para calon presiden memiliki rencana spesifik untuk memecahkan persoalan yang ada di Indonesia. Jika hanya mengusung jargon dan personalitas, kata dia, Indonesia mengulangi kesalahan yang terjadi pada pemilu tahun 2004 dan 2009.
Sugeng menyebutkan bahwa pemilih terbesar tahun ini adalah pemilih pemula. Menurut dia, kondisi ini menguntungkan karena biasanya pemilih pemula berpikir rasional dan menginginkan problem solving.
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
9 hari lalu
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.