Enam Nelayan Diduga Menjadi Korban TPPO Kapal Berbendera Rusia

Reporter

Ikhsan Reliubun

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 22 Agustus 2024 07:53 WIB

Ilustrasi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau human trafficking. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Enam awak kapal perikanan Kapal Motor Mitra Utama Semesta atau MUS, diduga sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) kapal berbendera Rusia. Mereka melompat dari kapal Run Zeng 03 di perairan Kepulauan Aru, Maluku.

"MS bersama lima AKP lainnya memutuskan menyelamatkan diri melompat dari kapal. Nahas salah satu di antaranya ditemukan meninggal tanpa kepala," kata Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hariyanto Suwarno, dalam keterangan tertulis, pada Selasa malam, 20 Agustus 2024.

Menurut Hariyanto, awalnya MS yang tinggal di Indramayu, Jawa Barat, ditawari bekerja di kapal ikan pada April 2024. Dia dijanjikan mendapatkan upah per bulan Rp 2 juta. Tunjangan hari raya Rp 2 juta, dan premi Rp 500 ribu. "Mendapatkan biaya bon Rp 7 juta," kata dia.

Selanjutnya, setelah setuju MS langsung dijemput oleh travel yang disediakan perekrut berinisial R. Dia berangkat menuju tempat penampungan AKP di Pati, Jawa Tengah. Di penampungan MS bertemu R, yang mengaku sebagai pengurus KM MUS.

Dari situ mereka berangkat ke Pelabuhan Juwana, Jawa Tengah, bersama sekitar 60 awak kapal lainnya. Di sana MS berjumpa dengan A dan MOP. Dua orang ini mengaku sebagai pengurus kapal. Keduanya juga yang menjelaskan proses kerja dan keberangkatan kapal.

Advertising
Advertising

Dari Pelabuhan Juwana, KM MUS bertolak ke Kepulauan Aru, Maluku. Di Laut ini ada Kapal Run Zeng 03 dan Run Zeng 05. Para APK dibagi ke dua kapal berbendera Rusia itu. MS mengaku mulai bekerja sejak 6-10 April 2024.

Hariyanto mengatakan, MS dan AKP lainnya bekerja dimulai dari pukul 6 pagi sampai 12 siang. Mereka istirahat selama satu jam. Dari jam 13.00, mereka bekerja sampai pukul 5 sore. Lalu istirahat satu jam, pukul 6 sore mulai bekerja lagi sampai pukul 10 malam. "Mereka hanya makan satu nampan yang diambil dari sisa-sisa makanan ABK Run Zeng 03," ujar Hariyanto.

Saat berada dua hari di Run Zeng 03, MS bersama AKP lainnya menanyakan hak premi dan tunjangan hari raya atau THR. Pihak Run Zeng 03 menghubungi GW, pengurus Kapal MUS. Namun GW menjelaskan tidak ada THR. Dia beralasan gaji AKP sudah dibayarkan sebelum mereka bertolak ke laut. Saat itu AKP membantah menerima duit seperti penjelasan GW.

"Akhirnya para AKP memutuskan mogok kerja dan meminta dipulangkan," kata Hariyanto. Mereka dijanjikan akan diantar dengan kapal lain ke Dobo. Namun tak ada kapal yang datang menjemput para APK tersebut.

Saat itulah, MS dan lima rekannya yang dibawa dengan KM MUS itu memutuskan melompat dari Run Zeng 03. Tujuannya agar mereka bisa kembali. Di perjalanan satu orang tenggelam dan hilang. Mereka yang lain diselamatkan dan dibawa dengan kapal. Mereka diturunkan di Pulau Panambulai, Kepulauan Aru. "MS dalam keadaan kritis dirawat di Pulau Panambulai," ucap Hariyanto.

Lima hari berikutnya baru mereka mendapatkan kabar bahwa temannya ditemukan warga dalam keadaan tak bernyawa. Jenazahnya ditemukan di Koijabi, Aru Tengah Timur, Kepulauan Aru. "Belakangan MS tahu pemilik KM MUS adalah AW. Dan orang yang memerintahkan MUS kembali ke Juwana adalah K, Komisaris Utama PT MLI," kata Hariyanto.

Pilihan Editor: Daftar Formasi CPNS KKP 2024 untuk Lulusan SMA hingga S2 dan Kisaran Gajinya

Berita terkait

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

8 jam lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

11 jam lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

13 jam lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

17 jam lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

19 jam lalu

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intell

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

22 jam lalu

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengaku optimistis Selasa pekan depan timnya bisa menemukan tempat lain untuk berkantor.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

1 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

Menteri Luar Negeri Korea Utara bertolak ke Rusia untuk menyampaikan pidato dan berdiskusi dalam sebuah forum

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

1 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

2 hari lalu

WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

Migrant Care mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan preventif setelah ramai kasus TPPO di Myanmar.

Baca Selengkapnya