Harta Kekayaan Bahlil yang Kini Jadi Menteri ESDM, Capai Rp310 Miliar
Reporter
Melynda Dwi Puspita
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 19 Agustus 2024 11:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Bahlil yang lebih dahulu menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kini menggantikan posisi Arifin Tasrif.
“Demi Allah, saya bersumpah, saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan rasa tanggung jawab,” kata Bahlil ketika pembacaan sumpah yang dipimpin Presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024, seperti dikutip dari Antara.
Lantas, berapa kekayaan Bahlil?
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bahlil diketahui pertama kali menyerahkan LHKPN ketika di awal masa jabatannya sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM. Jumlah hartanya kala itu sebesar Rp295.149.680.731 per 31 Desember 2019.
Bahlil kemudian kembali menyampaikan laporan kekayaannya kepada KPK secara berkala, dengan rincian sebesar Rp300.445.709.773 (31 Desember 2020), Rp301.459.290.833 (31 Desember 2021), dan Rp302.467.616.354 (31 Desember 2022).
Bahlil selanjutnya terpantau mempunyai harta sebesar Rp310.420.076.093 pada periode 1 April 2024 dengan rincian sebagai berikut:
- Tanah dan bangunan: Rp291.617.305.000.
- Alat transportasi dan mesin: Rp98.400.000.
- Harta bergerak lainnya: -
- Surat berharga: Rp1.612.500.000.
- Kas dan setara kas: Rp17.091.871.693.
- Harta lainnya: -
- Utang: -
Kekayaan Bahlil didominasi oleh tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta Selatan, Sragen (Jawa Tengah), Gianyar (Bali), dan Jayapura (Papua). Aset properti berjumlah 18 bidang tanah dan bangunan itu memiliki luas antara 112 hingga 2.490 meter persegi. Sementara kendaraan bermotor yang dimilikinya hanya ada dua unit, yaitu mobil Toyota Harrier (2007) dan mobil Honda CRV (2010).
Daftar Gurita Bisnis Bahlil<!--more-->
Melansir laman Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Bahlil diketahui merupakan seorang pengusaha yang mendirikan PT Rifa Finance pada 2010. Melalui perusahaannya itu, dia memiliki 10 holding perusahaan, beberapa di antaranya adalah PT Cendrawasih, PT Ganda Nusantara, PT MAP Surveillance, PT Mapsource Mining, dan PT Pandu Selaras.
Pada sektor pertambangan, Bahlil terkoneksi dengan PT Meta Mineral Pradana. Saham perusahaan yang mempunyai dua izin konsesi tambang seluas 470 hektare dan 165,5 hektare di Konawe Utara, Sulawesi Utara itu dikuasai oleh PT Bersama Papua Unggul sebesar 90 persen dan PT Rifa Capital sebesar 10 persen.
Untuk diketahui, PT Bersama Papua Unggul adalah perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi, instalasi listrik, perdagangan, telekomunikasi, dan mekanikal. Bahlil memegang saham perusahaan itu sebanyak 450 lembar dan Tresse Kainama, salah satu orang kepercayaan Bahlil sebanyak 50 lembar.
Kemudian, melalui PT Rifa Capital, Bahlil disebut telah mengeksplorasi 39 ribu hektare lahan tambang batu bara di Fak-Fak, Papua Barat dan 11 ribu hektare lahan tambang nikel di Halmahera, Maluku Utara. Dengan PT Bersama Papua Unggul, Bahlil diketahui sering memenangkan lelang proyek, salah satunya pembangunan Jalan Bofuer-Windesi (MYC), Papua Barat, bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Perusahaan lain yang juga dimiliki Bahlil adalah PT Dwijati Sukses. Perusahaan itu sering terpantau di situs-situs lelang proyek pemerintah.
Pilihan Editor: Kelakar Bahlil Sesaat Sebelum Dilantik jadi Menteri ESDM: Suasananya Kok Seperti Munas Golkar