Celios Susun Skema UKT Gratis dari APBN, Per Tahun Hanya Rp 50 Triliun

Reporter

Nandito Putra

Editor

Aisha Shaidra

Kamis, 15 Agustus 2024 19:51 WIB

Mahasiwa Universitas Riau (Unri) kenakan almamater biru laut lakukan aksi unjuk rasa mengenai uang kuliah tunggal atau UKT dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) di depan Gedung Rektorat Unri pada Selasa, 14 Mei 2024. Foto: Karunia Putri / TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan sebenarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih bisa menutupi pembiayaan pendidikan di perguruan tinggi. Untuk mensubsidi uang kuliah tunggal (UKT) terhadap 3,38 juta mahasiswa, pemerintah hanya perlu mengalokasikan anggaran sebesar Rp 46 hingga Rp 50 triliun per tahun pada 2025 mendatang.

"Perhitungan itu sudah disesuaikan dengan inflasi indeks harga produsen di sektor pendidikan," kata Bhima. Dia menyebut alokasi tersebut setara 22,4 persen alokasi belanja fungsi pendidikan yang sebesar Rp 220,8 triliun di APBN tahun anggaran 2025.

Bhima menyatakan besaran alokasi anggaran UKT gratis itu diambil dari asumsi rata-rata total UKT per tahun sebesar Rp 12,7 juta per orang di perguruan tinggi negeri. Rata-rata jumlah uang kuliah itu, kata Bhima, merupakan angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rentang 2018-2021, yang melibatkan 75 ribu sampel rumah tangga.

"Masalah utama dari beban biaya kuliah, ya, sebenarnya berasal dari abainya politik anggaran pemerintah dalam memprioritaskan pendidikan sebagai modal untuk melakukan reformasi struktural ekonomi yang berkualitas," kata Bhima melalui keterangan tertulis, Kamis, 15 Agustus 2024.

Bhima mengatakan pemerintah bisa saja mengurangi pos anggaran yang kurang efektif untuk dialihkan untuk subsidi uang kuliah. Misalnya dengan efisiensi birokrasi dengan pemanfaatan teknologi digital. Pada 2024 anggaran belanja birokrasi mencapai Rp 890 triliun. "Ini empat kali lipat dari belanja fungsi pendidikan," ujarnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, Bhima mengatakan pemerintah juga bisa memangkas alokasi anggaran untuk belanja infrastruktur. Dia mengatakan pada tahun 2025, pemerintah akan membelanjakan Rp 422,7 triliun dan diperkirakan terus meningkat. "Anggaran infrastruktur yang tidak berdampak positif bisa dialihkan ke investasi pendidikan yang lebih mendesak. Proyek yang masih dalam tahap studi kelayakan bisa dibatalkan," kata Bhima.

Yang tak kalah penting, ujar Bhima, yakni dengan menyederhanakan kementerian dan lembaga. "Hasil penggabungan dan penghilangan nomenklatur akan menjadi ruang fiskal yang lebih baik untuk mengurangi beban operasional PTN se-Indonesia," kata dia.

Pilihan editor: Ekspor CPO Anjlok 39,22 Persen, BPS: Karena Penurunan Permintaan

Berita terkait

Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Tidak Gunakan Anggaran Bappenas

12 jam lalu

Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Tidak Gunakan Anggaran Bappenas

Suharso Monoarfa mengatakan program makan bergizi gratis Prabowo tidak akan menggunakan anggaran Bappenas.

Baca Selengkapnya

Anindya Bakrie Ketua Umum Kadin Versi Munaslub: Sukseskan Program Jokowi, Supaya Prabowo Mencapai Target APBN

17 jam lalu

Anindya Bakrie Ketua Umum Kadin Versi Munaslub: Sukseskan Program Jokowi, Supaya Prabowo Mencapai Target APBN

Anindya Bakrie terpilih sebagai Ketum Kadin gantikan Arsjad Rasjid. Ia ingin sukseskan program Jokowi, supaya Prabowo berhasil mencapai target APBN.

Baca Selengkapnya

Golkar Yakini Penambahan Kementerian Tak akan Sebabkan Pembengkakan Anggaran

4 hari lalu

Golkar Yakini Penambahan Kementerian Tak akan Sebabkan Pembengkakan Anggaran

Dave Laksono, meyakini kemungkinan presiden menambah jumlah kementerian dengan adanya revisi UU Kementerian Negara, tidak akan membebani APBN

Baca Selengkapnya

Kabinet Gemuk Prabowo akan Berisi 44 Menteri, CELIOS: Beban Fiskal Sudah Sangat Berat

4 hari lalu

Kabinet Gemuk Prabowo akan Berisi 44 Menteri, CELIOS: Beban Fiskal Sudah Sangat Berat

CELIOS berpendapat penambahan kementerian di kabinet Prabowo Subianto akan memberatkan anggaran. Langkah tersebut justru dinilai bakal menghambat ambisi Prabowo mengerek pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Lemhanas Minta DPR Tambah Anggaran untuk Studi ke Eropa dalam APBN Perubahan 2025

4 hari lalu

Lemhanas Minta DPR Tambah Anggaran untuk Studi ke Eropa dalam APBN Perubahan 2025

Lemhanas berharap DPR menambah anggaran yang akan digunakan untuk membiayai studi strategis luar negeri ke sejumlah negara di Eropa

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Soroti Pembangunan GIK UGM yang Belum Rampung

5 hari lalu

Mahasiswa UGM Soroti Pembangunan GIK UGM yang Belum Rampung

Pembangunan Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas atau GIK UGM proyek dengan dana APBN sampai sekarang belum rampung.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Prabowo Pernah Beda Pendapat, Kini Bersama Membahas APBN

5 hari lalu

Sri Mulyani dan Prabowo Pernah Beda Pendapat, Kini Bersama Membahas APBN

Sri Mulyani dan Prabowo Subianto membahas APBN dan rencana program pemerintah. Mereka dulu pernah berbeda pendapat.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Pasar Encik Puan Perak Tanjung Pinang

7 hari lalu

Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Pasar Encik Puan Perak Tanjung Pinang

Wapres Ma'ruf Amin menegaskan pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan pasar serta infrastruktur jalan yang baik untuk mendukung perekonomian lokal.

Baca Selengkapnya

Ekonom CORE Sebut Potensi Pendapatan dan Belanja Terdampak dari Tambahan APBN Kementerian

9 hari lalu

Ekonom CORE Sebut Potensi Pendapatan dan Belanja Terdampak dari Tambahan APBN Kementerian

Ekonom CORE Indonesia menanggapi perubahan atau persetujuan APBN 2025 yang dilakukan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan DPR Beda Pendapat Soal Dana Pendidikan dari Pendapatan atau Belanja APBN, Ini Penjelasannya

9 hari lalu

Sri Mulyani dan DPR Beda Pendapat Soal Dana Pendidikan dari Pendapatan atau Belanja APBN, Ini Penjelasannya

Sri Mulyani usul dana pendidikan berdasarkan pendapatan APBN, sedang DPR tetap ingin pertahankan jumlahnya dihitung dari anggaran belanja.

Baca Selengkapnya