Analis Ekonomi Apindo Paparkan IKN dan Utang Jatuh Tempo akan Perberat Beban APBN Prabowo

Jumat, 12 Juli 2024 19:14 WIB

Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau langsung sodetan akses jalan menuju rencana Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, di Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (24/8/2021). ANTARA/HO-Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Ajib Hamdani, menghawatirkan pengelolaan fiskal era presiden terpilih, Prabowo Subianto. APBN tahun depan dibayangi beban pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN dan utang jatuh tempo.

Anggota Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia itu, mengatakan tekanan makin berat karena program baru. Di tahun awal pemerintahan biaya dari kas negara juga digunakan untuk makan bergizi gratis. “APBN 2025 memang akan menghadapi tantangan fiskal yang cukup complicated,” ujarnya dihubungi Jumat, 12 Juli 2024.

Seluruhnya harus dipikul berasamaan, seperti misalnya utang jatuh tempo pada 2025 yang mencapai Rp 800,33 triliun. Utang ini berasal dari pembiayaan Covid-19. Kas negara dua tahun selanjutnya akan menghadapi masalah yang sama. Ajib mengatakan negara tidak bisa gagal dalam membayar utang ini.

Terkait beban komitmen program berkelanjutan ibu kota baru, ia mengatakan ini masih akan menyedot keuangan negara. Alokasi pembangunan saat ini masih bertumpu dengan kekuatan APBN. “Pemerintah harus tetap mengalokasikan dana khusus agar ritme pembangunan tetap bisa berjalan dengan baik, ujarnya.

Di saat bersamaan, Ajib mengatakan, program populis pemerintah Prabowo tentang makan bergizi gratis juga memakai porsi besar kas negara. Dengan alokasi awal ideal di angka mencapai Rp 400 triliun dan sementara hanya bisa dialokasikan sebesar sebesar Rp 71 triliun. Untuk tahun-tahun selanjutnya, tentunya program ini memerlukan alokasi dana yang semakin besar.

Advertising
Advertising

Dengan beban yang ada, APBN 2025 bahkan sudah dirancang mengalami defisit di kisaran 2,29- 2,82 persen dari produk domestik bruto atau PDB. Meski demikian, ia mengatakan defisit diskal 0 persen terhadap PDB bisa dilakukan dengan pengelolaan yang baik.

Langkah yang bisa dilakukan menurt dia adalah meningkatkan penerimaan, termasuk pajak. Tahun 2024 ini proyeksi tax expenditure mencapai Rp 374,5 triliun. “Pengelolaan alokasi ini perlu diefisienkan agar bisa menambah kemampuan fiskal secara keseluruhan,” ujarnya.

Peningkatan juga bisa dilakukan dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dengan sumber daya yang berlimpah, penerimaan sektor ini bisa lebih ditingkatkan dari target.

Selanjutnya dengan memaksimalkan peningkatan penerimaan dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Juga dengan mengatur pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN).

Sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan negara pada semester awal terkontraksi 6,2 persen. Sementara belanja negara meningkat 11,3 persen. Dengan demikian defisit APBN pada tahun ini diperkirakan mencapai 2,70 persen terhadap PDB atau meleset dari target 2,29 persen terhadap PDB.

Pilihan Editor: Sehari Setelah Jokowi Teken Perpres Percepatan IKN, Otorita Gelar Rapat di PUPR

Berita terkait

Pemerintah akan Bangun Gedung DPR di IKN 2025, Dianggap Boros Anggaran

1 jam lalu

Pemerintah akan Bangun Gedung DPR di IKN 2025, Dianggap Boros Anggaran

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan gedung DPR RI di IKN kemungkinan akan dimulai pada 2025. Ada anggapan boros anggaran.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Sahkan Pemberlakuan Visa Bebas Kunjungan, Ini Daftar 13 Negaranya

1 jam lalu

Presiden Jokowi Sahkan Pemberlakuan Visa Bebas Kunjungan, Ini Daftar 13 Negaranya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara resmi memberlakukan bebas visa ketika berkunjung ke Indonesia bagi 13 negara.

Baca Selengkapnya

Sama-sama Anak Pejabat, Ini Perbedaan Kasus Mario Dandy dan Kaesang Menurut KPK

2 jam lalu

Sama-sama Anak Pejabat, Ini Perbedaan Kasus Mario Dandy dan Kaesang Menurut KPK

KPK menjelaskan perbedaan antara kasus Mario Dandy dan dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi Kaesang Pangarep

Baca Selengkapnya

Partai Buruh Minta Prabowo Tinjau Ulang UU Cipta Kerja

2 jam lalu

Partai Buruh Minta Prabowo Tinjau Ulang UU Cipta Kerja

Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal meminta Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk meninjau ulang Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja).

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Prabowo Bakal Pecah Kementerian PUPR Jadi Dua, Basuki Hadimuljono: Bagus

3 jam lalu

Pemerintahan Prabowo Bakal Pecah Kementerian PUPR Jadi Dua, Basuki Hadimuljono: Bagus

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku belum pernah membahas rencana pemisahan Kementerian PUPR bersama Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Semester I 2024, Komnas HAM Soroti Konflik Agraria di IKN dan Kriminalisasi Aktivis HAM Lingkungan

7 jam lalu

Semester I 2024, Komnas HAM Soroti Konflik Agraria di IKN dan Kriminalisasi Aktivis HAM Lingkungan

Komnas HAM mengungkap berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi selama semester I 2024. Dari konflik agraria, kriminalisasi hingga UKT.

Baca Selengkapnya

Dampak Pembangunan IKN, Harga Tanah di Penajam Paser Utara Melonjak 70 Kali Lipat

10 jam lalu

Dampak Pembangunan IKN, Harga Tanah di Penajam Paser Utara Melonjak 70 Kali Lipat

Nilai jual objek tanah sebelum IKN dibangun Rp5 ribu per meter persegi, saat ini harga tanah bisa mencapai Rp350 ribu per meter persegi.

Baca Selengkapnya

Pidato Prabowo di Acara Partai Buruh: Jangan Mudah Dihasut dan Dipecah Belah

10 jam lalu

Pidato Prabowo di Acara Partai Buruh: Jangan Mudah Dihasut dan Dipecah Belah

Presiden terpilih Prabowo Subianto menyerukan agar tidak mau dihasut dan dipecah-belah

Baca Selengkapnya

Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo, PDIP Tegaskan Bukan untuk Incar Kursi Menteri

11 jam lalu

Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo, PDIP Tegaskan Bukan untuk Incar Kursi Menteri

PDIP menilai pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan wahana merawat moralitas publik.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?

12 jam lalu

Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?

Jokowi mengklaim tidak membuka keran ekspor pasir laut. Menurut dia, komoditas yang diizinkan diekspor adalah hasil sedimentasi. Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya