Prabowo Diingatkan Tak Bentuk Kabinet Gemuk Ekonom Singgung Anggaran Makin Berat dan Tak Jamin Akan Efektif

Kamis, 11 Juli 2024 18:14 WIB

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengingatkan pemerintahan presiden terpilih, Prabowo Subianto, agar tidak menambah jumlah kementerian dan lembaga dalam kabinet mendatang.

Sebab, menurut Wijayanto, jumlah menteri yang banyak tidak menjamin berjalannya pemerintahan yang efektif. "Dengan ide membangun kabinet yang besar, tentu akan berdampak pada besarnya anggaran untuk kementerian, mulai dari belanja pegawai dan pengadaan barang. Dan tidak ada juga jaminan kabinet yang besar dengan kinerja pemerintahan yang efektif," kata Wijayanto dalam diskusi di kampus Pramadina, Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024.

Wijayanto mengatakan jumlah menteri dalam kabinet yang ada saat ini sebenarnya sudah cukup banyak. Kata dia, menambah kementerian baru turut memberatkan beban anggaran dan membuka risiko korupsi yang besar pula. Sebab, Wijayanto melihat kecenderungan politik bagi kue untuk partai-partai yang menyokong Prabowo di pemilihan presiden.

"Urusan (dari) partai dan nonpartai tidak berpengaruh, yang penting profesional. Tapi kita tidak bisa menafikkan bahwa sosok dengan latar belakang partai lebih rentan terlibat kasus korupsi," kata dia.

Selain itu, menurut Sijayanto, ini Indonesia masuk daftar 10 besar negara dengan jumlah menteri terbanyak. Padahal, idealnya pemerintahan yang efektif justru diisi tak lebih dari 25 menteri.

Advertising
Advertising

"Bahkan Cina sebagai negara yang besar dan berpengaruh, pemerintahannya hanya diisi oleh 24 menteri, India ada 31 menteri, Vietnam dan Singapura hanya 18 menteri," katanya.

Wijayanto berpendapat, sebaiknya pemerintahan Prabowo Subianto fokus untuk hati-hati menggunakan anggaran di tengah kondisi perekonomian yang tidak pasti. Dia juga menyarankan agar Prabowo Subianto memikir ulang untuk melanjutkan sejumlah proyek yang digarap pemerintahan Jokowi.

"Ada banyak proyek strategis yang berbiaya besar dan kurang efektif. Yang paling sering disorot tentunya adalah IKN," kata Wijayanto,

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institue for Development Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti mengatakan, tantangan terbesar pemerintahan Prabowo adalah warisan utang yang mencapai 40 persen terhadap PDB.

"Sehingga efektivitas pemerintahan itu sangat krusial. Makin banyak menteri, artinya makin banyak juga belanja tetap yang sebenarnya bisa dialihkan pada belanja modal untuk pembangunan," ujar Esther.

Esther mengatakan belanja rutin kementerian dan lembaga menyedot cukup besar porsi anggaran negara. Sedangkan di saat bersamaan, kata dia, Prabowo punya janji politik lewat program sarapan bergizi gratis dan melanjutkan pembangunan IKN.

"Seharusnya belanja negara itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Jika belanja untuk pembangunan lebih besar, maka menimbulkan multiplier effect yang lebih luas," kata Esther.

Pilihan Editor: 16 BUMN Dapat Suntikan PMN Rp 44,24 Triliun Tahun Depan, Porsi Terbesar untuk Hutama Karya

Berita terkait

Presiden Jokowi Sahkan Pemberlakuan Visa Bebas Kunjungan, Ini Daftar 13 Negaranya

1 jam lalu

Presiden Jokowi Sahkan Pemberlakuan Visa Bebas Kunjungan, Ini Daftar 13 Negaranya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara resmi memberlakukan bebas visa ketika berkunjung ke Indonesia bagi 13 negara.

Baca Selengkapnya

Sama-sama Anak Pejabat, Ini Perbedaan Kasus Mario Dandy dan Kaesang Menurut KPK

1 jam lalu

Sama-sama Anak Pejabat, Ini Perbedaan Kasus Mario Dandy dan Kaesang Menurut KPK

KPK menjelaskan perbedaan antara kasus Mario Dandy dan dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi Kaesang Pangarep

Baca Selengkapnya

Partai Buruh Minta Prabowo Tinjau Ulang UU Cipta Kerja

2 jam lalu

Partai Buruh Minta Prabowo Tinjau Ulang UU Cipta Kerja

Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal meminta Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk meninjau ulang Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja).

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Prabowo Bakal Pecah Kementerian PUPR Jadi Dua, Basuki Hadimuljono: Bagus

3 jam lalu

Pemerintahan Prabowo Bakal Pecah Kementerian PUPR Jadi Dua, Basuki Hadimuljono: Bagus

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku belum pernah membahas rencana pemisahan Kementerian PUPR bersama Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Pidato Prabowo di Acara Partai Buruh: Jangan Mudah Dihasut dan Dipecah Belah

10 jam lalu

Pidato Prabowo di Acara Partai Buruh: Jangan Mudah Dihasut dan Dipecah Belah

Presiden terpilih Prabowo Subianto menyerukan agar tidak mau dihasut dan dipecah-belah

Baca Selengkapnya

Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo, PDIP Tegaskan Bukan untuk Incar Kursi Menteri

11 jam lalu

Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo, PDIP Tegaskan Bukan untuk Incar Kursi Menteri

PDIP menilai pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan wahana merawat moralitas publik.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?

11 jam lalu

Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?

Jokowi mengklaim tidak membuka keran ekspor pasir laut. Menurut dia, komoditas yang diizinkan diekspor adalah hasil sedimentasi. Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

Kaesang Datangi KPK dan Mengaku Nebeng Jet Pribadi Teman, Ini Kata Jokowi sampai IM57+ Institute

11 jam lalu

Kaesang Datangi KPK dan Mengaku Nebeng Jet Pribadi Teman, Ini Kata Jokowi sampai IM57+ Institute

Jokowi menyebut Kaesang ke KPK karena semua warga sama di depan hukum, IM57+ Institute minta motif pemberian tumpangan jet pribadi didalami.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Buka Suara Soal Wacana Kabinet Gemuk di Pemerintahan Prabowo

12 jam lalu

Sekjen Gerindra Buka Suara Soal Wacana Kabinet Gemuk di Pemerintahan Prabowo

Sekjen Gerindra mengatakan Prabowo berharap para menterinya nanti lebih berfokus pada penanganan program.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sampaikan Pamit: Tinggal Menghitung Hari, Maaf atas Kekurangan Selama Menjabat

12 jam lalu

Ma'ruf Amin Sampaikan Pamit: Tinggal Menghitung Hari, Maaf atas Kekurangan Selama Menjabat

Menjelang berakhirnya masa jabatan, Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan salam perpisahan dan memohon maaf atas segala kekurangannya selama menjabat.

Baca Selengkapnya