Harga Beras dan Gabah Naik pada Juni, BPS Laporkan Nilai Tukar Petani Meningkat

Reporter

Ilona Estherina

Editor

Aisha Shaidra

Senin, 1 Juli 2024 20:27 WIB

Petani menggunakan alat tradisional untuk merontokkan gabah saat panen di Desa Kawengen, Kabupaten Semarang, Minggu, 28 April 2024. Seiring periode panen raya pada bulan April, Bulog mulai menggunakan beras produksi lokal untuk keperluan bantuan pangan maupun stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan pada Juni harga beras dan gabah mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Pelaksana tugas Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi mengatakan kenaikan harga terjadi di tingkat petani maupun grosir dan eceran kompak naik, dan di saat bersamaan nilai tukar petani juga meningkat.

Harga gabah kering panen naik 5,64 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm), dan meningkat 11,34 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Sementara harga gabah kering giling naik sebesar 2,75 persen mtm dan 8,17 persen yoy. “Untuk rata-rata harga beras penggilingan Juni 2024, naik 0,80 persen month-to-month dan 11,39 persen year-on-year,” ujarnya di Jakarta, Senin 1 Juli 2024.

Untuk beras grosir, bulan ini mengalami deflasi 0,28 persen, namun secara tahunan mengalami inflasi 10,87 persen. Sementara di tingkat eceran, harga beras mengalami inflasi 0,10 persen mtm dan 11,88 persen yoy. Harga tersebut mencakup rata-rata semua jenis kualitas beras di seluruh wilayah di Indonesia.

Di tengah kenaikan harga beras dan gabah, Nilai Tukar Petani atau NTP juga mengalami kenaikan secara bulanan. Pada Juni NTP sebesar 118,77 atau naik 1,77 persen dibanding Mei 2024. Kenaikan NTP karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,85 persen atau lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,08 persen.

Imam mengatakan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani nasional adalah gabah, kakao atau cokelat, kopi dan karet.

Advertising
Advertising

Meski NTP meningkat, terjadi penurunan NTP terdalam pada sektor perikanan pembudidaya ikan, karena indeks harga yang diterima petani turun 0,33 persen dibanding indeks harga dibayar yang mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen. Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga ini adalah rumput laut, ikan karper, ikan nila dan udang payau.

Berdasarkan sebaran NTP antar wilayah, BPS mencatat 32 provinsi mengalami kenaikan NTP, dengan peningkatan tertinggi di Provinis Bangka Belitung sebanyak 4,60 persen. Adapun NTP dengan penurunan terdalam terjadi pada petani di Kalimantan selatan yang turun 0,62 persen.

NTP merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani karena mengukur kemampuan produk atau komoditas yang dihasilkan atau dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.

Pilihan editor: Harga Beras Pasar Induk Cipinang di Luar Patok HET: Hari Ini Naik, Besok Bisa Turun

Berita terkait

Promo Indomaret dan Alfamart Awal Juli 2024: Ada Beras, Sabun, Minyak Goreng dan Susu

14 jam lalu

Promo Indomaret dan Alfamart Awal Juli 2024: Ada Beras, Sabun, Minyak Goreng dan Susu

Persaingan promo kebutuhan rumah tangga di Indomaret dan Alfamart selama awal Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta IKN Tarik Kelebihan Produksi Beras hingga Sayur di Daerah

18 jam lalu

Jokowi Minta IKN Tarik Kelebihan Produksi Beras hingga Sayur di Daerah

Jokowi minta kelebihan besar dan sayuran dari daerah lain bisa dikirim ke IKN.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 25,22 Juta Orang, Berikut 9 Kriteria Penduduk Miskin

1 hari lalu

BPS Sebut Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 25,22 Juta Orang, Berikut 9 Kriteria Penduduk Miskin

BPS menyebut bahwa saat ini jumlah penduduk miskin 25,22 juta. Berikut 9 kriteria penduduk miskin berdasarkan Keputusan Menteri Sosial.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Deflasi Juni Mencapai 0.08 Persen, Ini dampaknya Bagi Perekonomian

2 hari lalu

BPS Catat Deflasi Juni Mencapai 0.08 Persen, Ini dampaknya Bagi Perekonomian

BPS mencatat perekonomian Indonesia pada Juni 2024 mengalami deflasi 0,08. Berikut proyeksi dampaknya bagi perekonomian.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Adanya Deflasi Bulanan 0,08 Persen Pada Juni 2024, Apa Bedanya dengan Inflasi?

2 hari lalu

BPS Catat Adanya Deflasi Bulanan 0,08 Persen Pada Juni 2024, Apa Bedanya dengan Inflasi?

Kelompok yang memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi bulanan adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi 0,49 persen.

Baca Selengkapnya

Menengok Kriteria Orang Miskin Menurut BPS

3 hari lalu

Menengok Kriteria Orang Miskin Menurut BPS

Masyarakat yang dikategorikan sebagai orang miskin menurut BPS adalah mereka yang pengeluarannya berada di bawah garis kemiskinan.

Baca Selengkapnya

Penduduk Miskin Indonesia Mencapai 25 Juta Jiwa, Ini Kriteria dan Batasan Garis Kemiskinan

3 hari lalu

Penduduk Miskin Indonesia Mencapai 25 Juta Jiwa, Ini Kriteria dan Batasan Garis Kemiskinan

BPS sebut penduduk miskin Indonesia mencapai 25,22 juta jiwa. Apa kriteria penduduk miskin dan garis kemiskinan?

Baca Selengkapnya

20 Provinsi dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak, Jatim Pertama

3 hari lalu

20 Provinsi dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak, Jatim Pertama

BPS merilis data tingkat kemiskinan di Indonesia per Maret 2024, Jawa Timur ada di posisi pertama provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak

Baca Selengkapnya

Dua Puluh Provinsi dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak, Jatim Pertama

4 hari lalu

Dua Puluh Provinsi dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak, Jatim Pertama

BPS merilis data tingkat kemiskinan di Indonesia per Maret 2024, Jawa Timur ada di posisi pertama provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak

Baca Selengkapnya

Kunjungan Wisatawan Mancanegara Meningkat Tahun Ini, Tertinggi Sejak Covid-19

4 hari lalu

Kunjungan Wisatawan Mancanegara Meningkat Tahun Ini, Tertinggi Sejak Covid-19

BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara sejak Januari-Mei 2024 mencapai 5,2 juta orang, akumulasi tersebut tertinggi sejak pandemi Covid-19

Baca Selengkapnya