Terpopuler Bisnis: Target Mentan untuk Setop Impor Kambing, Sritex Blak-blakan Kondisi Perusahaan hingga Profil Haji Isam
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 1 Juli 2024 06:00 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2024/06/25/id_1313430/1313430_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Minggu, 30 Juni 2024 dimulai dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan bisa mencetak peternak kambing di seluruh Indonesia untuk menyetop impor kambing yang nilainya mencapai Rp37 triliun per tahun.
Kemudian informasi mengenai Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam melalui perusahaan miliknya yakni Jhonlin Group, memesan 2.000 unit ekskavator dari Sany Group, produsen alat berat China.
Selain itu berita tentang Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Textile Tbk. atau Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto buka suara perihal kondisi terkini perusahaan yang dipimpinnya tersebut setelah sempat diisukan bangkrut.
Berita mengenai tren menurunnya produksi dan permintaan keramik dalam negeri ini terjadi diduga karena praktik dumping keramik impor oleh Cina. Dan informasi bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mendukung peraturan impor harus adaptif terhadap kondisi perekonomian duniaBerikut adalah ringkasan dari kelima berita tersebut:
1. Mentan Targetkan Setop Impor Kambing Rp37 Triliun per Tahun: Beternak Itu Semudah Membalikkan Tangan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan pihaknya untuk bisa mencetak peternak kambing di seluruh Indonesia untuk menyetop impor kambing yang nilainya mencapai Rp37 triliun per tahun.
"Kami cetak peternak, stop impor. Sebesar Rp 37 triliun digunakan membesarkan peternak Indonesia," kata Amran di sela-sela peninjauan ke CV Sahabat Ternak dan Bhumi Naraya Farm di Kelurahan Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 29 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara.
Dalam kesempatan itu, Amran bertanya apa saja yang dibutuhkan para peternak agar industri peternakan di dalam negeri bisa berkembang pesat. "Apa yang dibutuhkan dan insentif apa yang dibutuhkan?" katanya.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. Haji Isam Borong 2.000 Ekskavator, Ini Profil Pengusaha Asal Kalimantan Bernama Andi Syamsuddin Arsyad
Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam melalui perusahaan miliknya yakni Jhonlin Group, memesan 2.000 unit ekskavator dari Sany Group, produsen alat berat China. Ini membuat Jhonlin Group mencetak rekor sebagai pemesan eskavator terbesar di dunia.
"Pada 26 Juni lalu, Sany menandatangani pesanan 2.000 eskavator dengan Jhonlin Group, ini merupakan pesanan internasional terbesar di Dunia untuk ekskavator, " demikian siaran pers resmi Sany Group pada Jumat, 28 Juni 2024.
Pembelian tersebut dilakukan langsung oleh Haji Isam dengan menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di Shanghai China pada Rabu 26 Juni 2024.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3. Bos Sritex Buka-bukaan soal Kondisi Terkini Perusahaan, dari Efisiensi hingga Isu Bangkrut
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Textile Tbk. atau Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto buka suara perihal kondisi terkini perusahaan yang dipimpinnya tersebut setelah sempat diisukan bangkrut.
"Ya kami memang ada efisiensi kemarin. Minggu lalu, kami sudah ada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan di sana sudah ada public expose (pemaparan umum kepada publik untuk menjelaskan mengenai kinerja perusahaan)," ungkap Wawan, sapaan karib Iwan Kurniawan saat ditemui wartawan di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Sabtu malam, 29 Juni 2024.
Dalam public expose itu, Wawan mengatakan pihaknya telah menyampaikan kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) saat ini, termasuk kondisi di Sritex. Dia sekaligus menepis isu yang belakangan santer beredar bahwa perusahaan tekstil tersebut telah bangkrut.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
4. Mengenal Praktik Dumping yang Diduga Mengusik Industri Keramik Dalam Negeri
Industri keramik dalam negeri disebut-sebut mengalami penurunan utilisasi kapasitas produksi. Tren menurunnya produksi dan permintaan keramik dalam negeri ini terjadi diduga karena praktik dumping keramik impor oleh Cina.
Data dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mencatat sepanjang semester pertama 2024, produksi dan permintaan akan keramik dalam negeri menurun sebanyak 4 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, di saat bersamaan data BPS justru menunjukkan tren peningkatan impor keramik asal Cina. Data terakhir, negara tirai bambu itu telah mengimpor 1,54 juta ton keramik pada 2023, menguasai 83 persen pangsa pasar keramik impor di Indonesia. Jumlah itu meningkat sebesar 4,49 persen dibanding tahun 2022.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
5. Cegah Banjir Impor Produk Tekstil, Bea Cukai: Aturan Harus Adaptif
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mendukung peraturan impor harus adaptif terhadap kondisi perekonomian dunia. Musababnya, banjir impor produk tekstil belakangan justru membuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri terpuruk.
Menteri Keuangan Sri Mulyani akan segera mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Bea Masuk Anti-dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) untuk sejumlah komoditas impor, terutama tekstil. Keputusan ini sebagai respons terhadap permintaan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk melindungi industri tekstil dalam negeri dari banjir produk impor.
“Kementerian Keuangan akan merespons dengan melakukan langkah sesuai yang sudah diatur undang-undang apakah akan menentukan kembali bea masuk atau measure yang lain,” ujar Sri Mulyani dalam konfrensi pers, Kamis 27 Juni 2024.
Baca berita selengkapnya di sini.
Pilihan Editor: Asosiasi Pertekstilan Indonesia Minta Pemerintah Adil terkait Rencana Cina Bangun Pabrik Tekstil di Indonesia