Harga Beras Naik, Berapa yang Dibutuhkan untuk Menanam Padi?

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 28 Februari 2024 07:00 WIB

Petani beraktivitas di sawah kawasan Majalengka, Jawa Barat, Senin, 20 November 2023. Kesulitan air di daerah tersebut mulai dirasakan sejak Juni 2023 hingga saat ini. Akibat musim kemarau, petani mengaliri sawahnya menggunakan pompa dari sumur yang airnya terbatas. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Harga beras naik, meskipun pemerintah mengklaim pasokan dan cadangan cukup bahkan sampai Ramadan dan Idul Fitri mendatang. Naiknya harga beras ini membuat petani berharap harga gabah juga ikut naik sehingga mereka tidak merugi, mengingat biaya produksi tanaman padi terus naik.

Petani di Kabupaten Aceh Barat Daya, misalnya, harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp8 juta untuk menanam padi di sawah seluas 1 hektare.

Keujruen blang atau ketua lembaga adat sawah di Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tanga, Aceh Barat Daya, Hasanusi, mengatakan petani di daerah itu harus mengeluarkan biaya besar untuk tanam padi, sehingga diharapkan harga gabah di tingkat petani juga bisa lebih tinggi agar petani tidak rugi.

“Kalau harga beras di pasaran tinggi, tentu harga tampung gabah juga mahal, dan kami petani tidak merugi,” kata Hasanusi, Selasa, 27 Februari 2024.

Ia menjelaskan, saat ini harga gabah dan beras yang tinggi di pasaran merupakan hal biasa, mengingat biaya penanaman padi di sawah juga sangat tinggi, terutama untuk membayar alat dan mesin pertanian (Alsintan).

Kata dia, sejak adanya Alsintan modern, semua proses tanam padi dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari membajak lahan sawah, menanam bibit, hingga saat panen.

“Dulu petani sendiri yang bekerja di sawah, mulai dari bajak lahan, tanam padi, hingga panen. Modalnya kecil, tapi tenaganya terkuras. Sekarang, petani tinggal duduk manis saja. Sudah ada mesin yang kerja,” ujarnya.

Hasan mengatakan, sekarang petani harus menyiapkan dana besar untuk membayar pemilik Alsintan, baik untuk upah bajak, tanam, hingga panen.

Kata dia, untuk upah membajak sawah sampai bisa tanam, dibutuhkan biaya sebesar Rp2,55 juta per hektare. Selain itu, upah pembuatan pematang sawah sekaligus menjaga air sebesar Rp2,4 juta, serta ditambah dana untuk membeli benih.

Biasanya, untuk lahan sawah seluas satu hektare dibutuhkan benih padi unggul untuk disemai sebanyak sembilan sak isi 5 kilogram.

“Harganya satu sak Rp100 ribu, jadi Rp900 ribu. Kemudian, ongkos penyemaian dan cabut bibit Rp1 juta. Terakhir, upah tanam satu hektare Rp1,8 juta. Cukup tinggi biaya dikeluarkan," katanya.

Kebutuhan dana itu, dia menambahkan, belum termasuk proses pemeliharaan seperti biaya pupuk, obat hama, hingga ongkos panen, yang juga cukup besar.

“Jatah pupuk subsidi tahun ini sedikit. Harus ditambah lagi dengan pupuk non-subsidi yang harganya tiga kali lipat lebih mahal,” katanya.

Oleh karenanya, ia berharap, dengan biaya produksi tinggi, harga gabah di pasaran juga ikut tinggi. Dengan begitu, hasil panen petani bisa dibeli dengan harga yang menguntungkan.

“Kalau harga gabah dan beras murah, kami petani jadi rugi,” ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat pada Januari 2024, harga gabah kering panen (GKP) di provinsi itu di tingkat petani rata-rata Rp6.490 per kilogram, sedangkan harga GKP tingkat penggilingan Rp6.605 per kilogram.

Kepala BPS Provinsi Aceh Ahmadriswan mengatakan pemantauan harga gabah tersebut dilakukan di beberapa kabupaten, meliputi Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan Pidie Jaya.

“Harga GKP tertinggi pada Januari 2024 mencapai Rp7.250 per kilogram di Pidie, sementara harga GKP terendah Rp6.000 per kilogram, yang terjadi di Nagan Raya,” ujarnya.

ANTARA

Pilihan Editor Menkes Budi Gunadi soal Bujet Makan Siang Gratis Rp 15 Ribu per Anak: Kalau di Jogja Ya Cukup

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

12 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

13 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

13 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

14 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

20 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

24 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

37 hari lalu

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

38 hari lalu

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

Komnas HAM menemui Polda Kaltim untuk membahas kasus 9 petani yang ditangkap dan digunduli karena menolak pembangunan bandara di IKN.

Baca Selengkapnya

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

42 hari lalu

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

Anggota Komisi VI DPR RI, M. Husni, merasa miris akan permasalahan pupuk subsidi, terutama persoalan pendistribusian yang berulang setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

42 hari lalu

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah petani baru dalam perencanaan dan penghitungan.

Baca Selengkapnya