Analis: Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp 15.642 per Dolar AS, Besok Fluktuatif

Rabu, 21 Februari 2024 20:33 WIB

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah ditutup dengan penguatan sebesar 25 poin dalam perdagangan Rabu sore, 21 Februari 2024 di level Rp 15.642 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai rupiah untuk perdagangan besok adalah fluktuatif, namun dengan kecenderungan penutupan menguat di rentang Rp 15.600 hingga Rp 15.670.

Ibrahim menjelaskan salah satu penyebabnya yakni para investor mengabaikan data inflasi harga konsumen dan produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Januari. “Hal ini akan membuat Federal Reserve berada di jalur yang tepat untuk mulai memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Ibrahim, dalam keterangannya pada Rabu, 21 Februari 2024.

Menurut dia, fokus investor kini tertuju pada risalah pertemuan The Fed pada akhir bulan Januari untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai kemungkinan arah suku bunga AS.

Selain itu, di Asia, People's Bank of China telah memangkas suku bunga dengan margin yang lebih besar dari perkiraan pada hari Selasa, sementara Beijing juga mengumumkan serangkaian langkah-langkah dukungan yang ditujukan pada pasar properti yang sedang lesu, dalam upaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Di sisi lain, ada faktor internal yang turut mempengaruhi menguatnya....

<!--more-->

Di sisi lain, ada faktor internal yang turut mempengaruhi menguatnya nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, yaitu Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Februari 2024.

"Suku bunga Deposit Facility juga diputus tetap di posisi 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen," ujar Ibrahim.

Menurut Ibrahim, hal ini sejalan dengan ekspektasi para analis yang memperkirakan secara absolut bahwa BI akan menahan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,00 persen. "Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Ibrahim menyebut, dengan demikian, kali ini menjadi kali keempat BI menahan di level tersebut setelah menahan pada November, Desember, dan Januari. Sebelumnya, BI menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75 persen.

"Yang membuat BI menahan suku bunga acuan adalah masih adanya sentimen ketidakpastian Pemilu yang terjadi di Indonesia saat ini dan keputusan The Fed yang belum memberikan sinyal penurunan suku bunga, Indonesia masih mencatatkan aliran modal masuk," ujar dia.

Pilihan Editor: Harga Pangan Naik Lagi Hari Ini, Cabai Makin Pedas

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

1 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pergerakan positifnya

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

3 jam lalu

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

20 jam lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

1 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

1 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik ke Angka Rp 1,33 Juta per Gram

1 hari lalu

Harga Emas Antam Naik ke Angka Rp 1,33 Juta per Gram

Harga emas Antam pada Rabu pagi, naik sebesar Rp 8.000 per gram, sehingga menjadi Rp 1.332.000 (Rp 1,33 juta) per gram.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

1 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

1 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya