Hilirisasi Nikel Jadi Perdebatan, WALHI Sulteng: Tidak Ada yang Bisa Dinikmati untuk Rakyat

Reporter

Riri Rahayu

Editor

Khairul anam

Minggu, 28 Januari 2024 19:49 WIB

Kawasan industri berbasis nikel Indonesia Morowali Industrial Park atau PT IMIP di Kecamatan Bahodopi, Sulawesi Tengah, Ahad, 31 Desember 2023. Industri nikel menempatkan Sulawesi Tengah di posisi ke empat secara nasional dengan realisasi investasi tertinggi setelah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur. ANTARA/Mohamad Hamzah

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen dan Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah (Walhi Sulteng) Aulia Hakim mengatakan hilirisasi nikel mestinya tidak menjadi perdebatan kubu pemerintah dan kubu calon presiden-calon wakil presiden (Capres-Cawapres). Menurutnya, ada hal lebih substansif yang mesti dibahas dan diselesaikan.

"Saya pikir perdebatan soal hilirisasi tidak ada gunanya," kata Aulia kepada Tempo, Ahad, 28 Januari 2024. "Harusnya orang-orang itu sudah bicara soal masa depan rakyat dan sumber daya alam."

Kurang lebih sepekan terakhir, hilirisasi nikel menjadi perdebatan pemerintah dengan kubu calon presiden-calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Amin. Hal ini bermula dari kritikan Muhaimin alias Cak Imin saat Debat Cawapres 2024, yang kemudian dibantah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Aulia mengatakan, alih-alih diperdebatkan, hilirisasi sebaiknya dihentikan karena merugikan rakyat dan berdampak pada lingkungan. Belum lagi, hilirisasi berulang kali menyumbang kasus kecelakaan kerja. Sebagai contoh, ledakan smelter di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada 24 Desember 2023 yang menewaskan 21 pekerja.

"Sejak pertambangan nikel dimulai hingga hilirisasi saat ini, tidak ada yang bisa dinikmati untuk kesejahteraan rakyat, khususnya di wilayah-wilayah tambang seperti di Morowali dan Morowali Utara," kata Aulia.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, alih-alih memperdebatkan hilirisasi nikel, Aulia mengatakan pemerintah maupun Capres-Cawapres mestinya memikirkan masa depan sumber daya alam yang makin habis karena terus ditambang. Harapannya agar rakyat bisa berdaulat atas sumber daya alam di wilayahnya masing-masing.

"Kalau masih mengandalkan hilirisasi yang disokong modal asing dan swasta, sudah pasti rakyat tidak dapat untung," kata Aulia.

Dalam Debat Cawapres 2024 pada Ahad malam, 21 Januari 2024, Cak Imin menyebut hilirisasi tambang dan bisnis tambang dilakukan pemerintah secara ugal-ugalan. Akibatnya, terjadi kerusakan lingkungan, kecelakaan kerja, hingga masalah dominasi tenaga kerja asing.

Cawapres pasangan Anies Baswedan itu juga menyinggung masalah kemiskinan. Ia sempat menyebut pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah bisa naik 13 persen. "Tinggi sekali, tetapi rakyatnya tetap miskin dan tidak menikmati," kata Cak Imin.

Kritik tersebut kemudian dibantah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaita. Ia menuding Cak Imin berbohong kepada publik. Luhut kemudian mengklaim angka kemiskinan di Sulawesi Tengah menurun seiring adanya hilirisasi nikel. Ia mengatakan pada 2015, angka kemiskinan di sana tercatat 14,7 persen. Kemudian, pada 2023, menurun menjadi 12,4 persen.

Sementara itu, kemiskinan di Morowali menurun dari 15,8 persen pada 2015 menjadi 12,3 persen pada 2023. "Jadi, terjadi cukup perbaikan-perbaikan di sana," kata Luhut melalui video yang ia unggah di Instagram resmi @luhut.pandjaitan, Rabu, 24 Januari 2024.

Luhut menyatakan keinginannya mengundang Cak Imin untuk melihat langsung hilirisasi di Weda Bay dan Morowali. "Seeing is believing, daripada Anda berbohong kepada publik," ujarnya.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia--yang masuk dalam tim pemenangan calon presiden Prabowo Subianto--juga membantah kritik Cak Imin. Bahlil mengatakan, hilirisasi dan industri tambang saat ini teah wajib dan memenuhi kaidah norma dalam aturan pemerintah. Misalnya, kata dia, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Termasuk perizinan dan masalah lingkungan lainnya.

"Jadi, kalau sudah memenuhi standar, di mananya yang ugal-ugalan?" kata Bahlil kepada wartawan di Kantor Kementerian Investasi, Rabu, 24 Januari 2024.

RIRI RAHAYU | ADINDA JASMINE PRASETYO

Pilihan Editor: Proyek Bandara Singkawang Sudah 95 Persen, Rampung April 2024

Berita terkait

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

1 hari lalu

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

Partai Hijau Indonesia batal mengusung Haris Azhar sebagai cagub Jakarta jalur ndependen. Ini profil Sarekat Hijau Indonesia, cikal bakal Partai Hijau Indonesia.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

2 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

2 hari lalu

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

Walhi Jabar menanggapi rencana pemerintah Indonesia yang ingin pamer proyek Citarum Harum di ajang World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

2 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

3 hari lalu

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

Risiko bencana ekologis di kawasan Lembah Anai telah sering diingatkan banyak pihak.

Baca Selengkapnya

WALHI Bangka Belitung dan Masyarakat Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Timah Batu Beriga

3 hari lalu

WALHI Bangka Belitung dan Masyarakat Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Timah Batu Beriga

Kandungan logam berat (Pb, Cd, Cr) pada limbah cair kegiatan penambangan timah, menjadi bahan pencemar lingkungan.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kondisi Terkini di Pulau Rempang: Masyarakat Diadu Domba oleh Pemerintah

4 hari lalu

Walhi Beberkan Kondisi Terkini di Pulau Rempang: Masyarakat Diadu Domba oleh Pemerintah

Tim solidaritas nasional untuk Rempang membeberkan kondisi di Rempang saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Kisah Petugas Kebersihan di Proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Tanggapan Stafsus ESDM Soal Kritik Hilirisasi Nikel Lebih Untungkan Cina

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Kisah Petugas Kebersihan di Proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Tanggapan Stafsus ESDM Soal Kritik Hilirisasi Nikel Lebih Untungkan Cina

Cerita pekerja harian di proyek Bendungan Sepaku Semoi Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM

6 hari lalu

Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan keuntungan nilai tambah hilirisasi nikel di Indonesia selama ini lebih banyak tersalur ke Cina.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

12 hari lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya