OJK: Dunia Rugi US$ 8 Triliun Akibat Kejahatan Siber
Reporter
Defara Dhanya Paramitha
Editor
Grace gandhi
Kamis, 30 November 2023 13:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Audit Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Wattimena mengatakan perkembangan teknologi memberikan peluang yang sangat besar di segala aspek. Namun, hal ini juga memunculkan kerentanan dan risiko keamanan siber yang tidak bisa dihindari.
“Kejahatan siber di seluruh dunia pada tahun 2023 mencapai angka yang cukup signifikan yakni sekitar US$ 8 triliun,” ujar Sophia dalam acara Risk and Governance Summit (RGS) 2023 di Shangri-La Hotel, Jakarta, Kamis, 30 November 2023.
Sophia juga mengatakan kerugian akibat Ransomware saja diperkirakan dapat mencapai sekitar US$ 265 miliar pada 2031. “Proyeksinya sebesar itu,” tuturnya. Adapun data ini dia kutip dari laporan dari The Institute of Internal Auditors (IIA).
Di sisi lain, rata-rata waktu yang diperlukan organisasi untuk menyelesaikan kejahatan siber ini membutuhkan waktu 277 hari. “Jadi cukup lama, tidak tiba-tiba, dan kesenjangan tenaga kerja dalam industri cyber security sebanyak 3,4 juta orang," kata Sophia.
Sementara di Indonesia, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sudah terdapat lebih dari 361 juta serangan siber sejak Januari hingga Oktober 2023. “Jadi angkanya cukup signifikan,” ucapnya.
Adapun Sophia mengatakan bahwa keberadaan risiko tersebut tidak bisa dihindari mengingat perkembangan era teknologi yang berjalan begitu cepat. Namun, dia mengatakan hal ini bisa dimitigasi dengan menerapkan standar proses bisnis sesuai best practice terkini, serta berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Pilihan Editor: Harga Minyakita akan Naik Jadi Rp 15 Ribu per Liter