Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Kamis, 30 November 2023 10:58 WIB

Waskita Karya. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurusnya selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi terhadap anggotanya.

Budi merespons kabar mengenai investasi obligasi di PT Waskita Karya (Persero) Tbk. yang terancam karena masalah keuangan—perusahaan asuransi dan dana pensiun swasta menjadi investor terbesarnya.

Menurut Budi, managemen risiko itu sungguh-sungguh suatu hal yang absolut dan mutlat diterapkan oleh perusahaan asuransi. “Coba tengok ke belakang sedikit, kalau ada anggota kami batuk-batuk atau sakit, tidak pernah karena klaim. Selalu karena pengelolaan investasi,” ujar Budi dalam konferensi pers di Rumah AAJI, Jakarta Pusat, pada Rabu, 29 November 2023.

AAJI tidak pernah bosan mengingatkan kepada anggota AAJI untuk mengelola investasi dengan penuh kehati-hatian di berbagai forum. Menanggapi masalah obligasi Waskita Karya, kata Budi, industri asuransi jiwa itu memang tidak pernah mengejar yield only (yang menghasilkan saja).

Budi mencontohkan, ada seorang manajer investasi di sebuah perusahaan memiliki dana Rp 100 miliar untuk diinvestasikan. Lalu ada dua pilihan, membeli aset A hasilnya 9 persen atau aset B 7 persen. Kedua aset itu dianggap sama-sama sehat dan memiliki rating A. “Besar kemungkinan keputusan adalah yang 9 persen,” kata dia.

Advertising
Advertising

Namun, industri asuransi jiwa tidak boleh seperti itu. Karena menurut Budi, jika posisinya seperti seperti contoh tersebut, informasinya belum cukup bagi pengelola investasi asuransi jiwa untuk menentukan pilihan. Karena, manajer investasi itu harus tahu produknya, hingga jangka waktu investasinya berapa lama.

Selanjutnya: Contoh, kata Budi, jika yang 9 persen hanya 2 tahun....

<!--more-->

Contoh, kata Budi, jika yang 9 persen hanya 2 tahun, sementara yang 7 persen 15 tahun, peluangnya lebih bagus yang punya yield 7 persen. “Karena kalau kami pilih yang gede dulu, dua tahun lagi bisa pilih lagi bagaimana? Itu bukan kehati-hatian,” ucap Budi.

Pengurus AAJI percaya bahwa semua perusahaan asuransi jiwa sudah mencoba menentukan yang terbaik, tapi terkadang berbeda dengan apa yang terjadi. Karena membeli obligasi pada 3-5 tahun yang lalu, pada saat itu memang rating-nya bagus, tapi semakin ke sini turun. Hal itu, menurut Budi, hal itu bisa terjadi.

“Tapi seharusnya dengan prinsip kehati-hatian. Invetasi kami kan dimonitor terus,” tutur Budi.

Waskita Karya mengalami masalah keuangan, yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan yang jatuh tempo pada 5 Mei 2023 dan 6 Agustus 2023. Masalah tersebut berisiko menyeret banyak perusahaan asuransi ataupun dana pensiun swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) yang sudah lama mengoleksi obligasi Waskita.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan asuransi serta dana pensiun domestik menjadi investor terbesar dalam 10 seri obligasi Waskita Karya dan anak perusahaannya, Waskita Beton Project sejak 2018. Secara total, nilai 10 seri oblihasi emiten dengan kode WSKT dan WSBP itu mencapai Rp 8,942 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 8,835 triliun dipegang investor lokal. Sisanya, sebesar Rp 106,65 miliar dipegang investor asing. Di pihak lokal, perusahaan asuransi menjadi pemegang obligasi terbanyak dengan nilai Rp 4,34 triliun. Disusul dana pensiun yang nilainya Rp 1,8 triliun; reksa dana Rp 1,46 triliun; investor individu Rp 543,44 miliar; korporat Rp 156,4 miliar; yayasan Rp 74,16 miliar; investor lain Rp 79,3 miliar; dan sekuritas Rp 16,6 miliar.

MOH KHORY ALFARIZI | KORAN TEMPO

Pilihan Editor: Gubernur BI Prediksi Kredit Bank Tumbuh hingga 12 Persen pada 2024

Berita terkait

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

1 jam lalu

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

Pemerintah terkesan tidak serius dalam penerapan standar keamanan untuk perusahaan smelter ataupun investor asing yang masuk ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

20 jam lalu

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

2 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

2 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

2 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

4 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

4 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya