Migrant Care Kritik KTT ASEAN: Minim Pelibatan Masyarakat Sipil

Reporter

Magang KJI

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 7 September 2023 13:31 WIB

Wahyu Susilo Migrant CARE. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah lembaga mengkritisi pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023. Migrant Care, AMAN Indonesia, INFID, Yayasan Penabulu, OXFAM, SBMI, KAPAL Perempuan, Atmajaya Institute for Public Policy, Koalisi Perempuan Indonesia, dan Jaringan Buruh Migran menilai pelaksanaan KTT ASEAN tahun ini tidak memberikan ruang partisipasi bagi masyarakat sipil Indonesia, termasuk membahas perlindungan pekerja imigran.

“Privat sektor disebut, tapi masyarakat tidak dapat mention khusus. Kami dianggap bagian dari multistakeholder. Ini persoalan besar,” ungkap Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo dalam Konferensi Pers Masyarakat Sipil Indonesia Menyikapi ASEAN Summit Ke-43, Rabu, 6 September 2023.

Wahyu membandingkan dengan penyelenggaraan G20 2022 yang membuka lebih banyak ruang partisipasi dibandingkan Asean Summit untuk masyarakat sipil. Padahal, pembukaan piagam ASEAN bertajuk “We The People”.

Ia berikutnya membahas terkait agenda perlindungan pekerja migran, yang akan selalu konsisten dijadikan prioritas oleh Migrant Care. Menurutnya, Indonesia sebenarnya memiliki sejumlah modal yang memadai untuk mendorong ASEAN menjadi kawasan yang ramah pada pekerja migran.

Wahyu menyebutkan, Indonesia adalah negara paling aktif dalam mendorong lahirnya agenda global Sustainable Development Goals dan Global Compact for Safe, Orderly and Regular Migration di level multilateral. Kedua agenda global tersebut diadopsi oleh seluruh anggota ASEAN.

Advertising
Advertising

Ia menambahkan, ASEAN pun memiliki modalitas terkait pekerja migran seperti Cebu Declaration on promotion and protection the Rights of Migrant Workers, ASEAN Consensus on Protection the Right of all Migrant Workers, and ASEAN Convention Against Trafficking in Person.

“Namun sayang sekali, modalitas tersebut hanya menjadi macan kertas dan tidak menjadi platform kunci bagi negara-negara anggota ASEAN, baik sebagai negara asal dan negara tujuan, untuk memastikan adanya regulasi dan kebijakan perlindungan pekerja migran,” katanya.

Menurut catatannya, kawasan ASEAN hingga saat ini belum ramah bagi para pekerja migran, terutama pandemi COVID-19 yang semakin membuat kawasan tersebut berbahaya bagi pekerja migran. Lebih lanjut, lemahnya komitmen negara dan suburnya praktik korupsi di negara-negara ASEAN semakin memperparah kondisi.

“Kondisi keamanan di kawasan Asia Tenggara juga sedang tidak baik-baik saja, seperti kudeta junta militer di Myanmar, masih adanya ekstremisme kekerasan di berbagai wilayah serta menyempitnya ruang kebebasan masyarakat sipil. Kondisi ini makin mempersulit pemenuhan hak-hak pekerja migran untuk menikmati migrasi yang aman dan bermartabat,” lanjutnya.

Wahyu mengklaim, Migrant Care akan terus mendorong dan memastikan seluruh negara ASEAN serius dan konsisten dalam memberikan perlindungan terhadap pekerja migran.

Tak hanya itu, ia menegaskan akan mengakhiri kondisi yang memperburuk proses migrasi yang mengarah pada perdagangan manusia serta secara inklusif melibatkan partisipasi aktif masyarakat sipil dan komunitas pekerja migran dalam merumuskan regulasi dan kebijakan baik di tingkat nasional, bilateral, dan regional. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan migrasi yang aman, bermartabat, berkeadilan gender dan inklusif di kawasan ASEAN.

IRMA AULIA IRAWAN

Pilihan Editor: Otorita IKN Kantongi 19 Komitmen Investasi dari Perusahaan Malaysia lewat ASEAN-BAC



Berita terkait

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

4 hari lalu

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

8 hari lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

8 hari lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

9 hari lalu

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

ASEAN terdiri dari 11 negara yang berlokasi di Asia Tenggara. Ini dia negara terkecil di Asia Tenggara berdasarkan luas wilayahnya.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

9 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

16 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

20 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

20 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

21 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

26 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya